Dari Amsterdam, untuk pergi ke Munchen, kita bisa naik kereta api malam. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 10 jam. Perjalanan sepanjang itu sama sekali tidak terasa. Ddi Eropa kereta berjalan dengan suara halus dan goncangannya hampir tidak terasa. Biasanya saya menghabiskan malam dengan membaca buku. Kadang saya tidur bila rasanya terlalu lelah. Di kereta malam ini kita dapat tidur cukup nyaman. Kursi kereta dapat diubah posisinya menjadi horizontal. Kita tinggal tarik sebuah tuas and Voila...sekonyong-konyong bangku telah berubah menjadi tempat tidur. Sebuah bantal dan selimut juga disediakan.
Munchen adalah sebutan orang lokal. Dalam bahasa Inggris, kota ini disebut dengan Munich. Kota ini  adalah ibu kota dari negara bagian Bayern atau Bavaria. Munchen sebuah kota yang sangat cantik. Bangunan-bangunan tua bersejarah dan berasitektur tinggi berserakan di mana-mana. Berbeda dengan di Jakarta, pejalan kaki sangat dimanjakan di sini. Trotoar selebar 6 meter plus jalur sepeda membuat kita betah untuk berjalan kaki atau bersepeda. Jadi tidak heranlah jika orang Eropa lebih sehat daripada orang Jakarta karena memang mereka lebih banyak bergerak.
Untuk peminum bir, Jerman adalah surganya. Ke mana pun kalian pergi, Anda akan menemukan tempat minum bir di penjuru sudut kota. Hal ini tidak perlu diherankan sebab negara ini memiliki lebih dari 1250 pabrik bir. Dan 600 di antaranya berada di wilayah Bavaria. Begitu terkenalnya bir Jerman sehingga banyak orang berseloroh dengan mengatakan ada 3 agama besar di Jerman, yaitu Katolik, Sepakbola dan Bir.
Kalau Anda pecinta bir, datanglah pada bulan Oktober. Di bulan ini ada acara tahunan yang sangat ditunggu-tunggu. Bukan saja oleh penduduk setempat tapi juga oleh semua orang di Eropa. Acara ini biasa disebut dengan OktoberFest. Dalam pesta itu dibangun tenda yang sangat besar. Di dalamnya dibangun bar-bar dengan desain dari jaman dulu kala. Semua peserta Oktoberfest memakai pakaian tradisional Bavaria. Acara ini selalu dibuka oleh walikota dengan cara membuka sebuah tong besar berisi bir yang menandakan pesta telah dibuka. Tidak tanggung-tanggun, pesta bir ini dilaksanakan selama 2 minggu berturut-turut di daerah  Theresienwiese (d'Wiesn).Â
Di Pesta Oktober ini hanya dijual bir-bir lokal. Tapi tidak seorang pun yang kecewa dengan kebijakan itu karena bir jaman sangat variatif dengan kadar alkohol dari yang ringan sampai yang sangat keras. Bir di sini dijual dengan harga yang sangat murah bahkan kalau Anda beruntung, di jam-jam tertentu akan disediakan bir gratis bagi pengunjung. Begitu serunya acara ini sehingga kita akan menemukan bekas muntah di mana-mana karena pengunjung banyak yang mabuk kebanyakan bir.
 Sudah 3 hari ini saya berada di Munchen dan menginap di apartemennya Mei-mei. Apartemennya sangat mungil dengan 1 kamar yang bersebelahan dengan dapur yang langsung berhubungan dengan balkon. Untungnya kamar tamunya lumayan besar. Kamar tamu ini berfungsi sekalgus sebagai ruang keluarga dan kamar kerja. Di sana terdapat sebuah Smart TV berukuran 38 Inch, sebuah sofa besar dan dua buah kursi. Di pojok terdapat meja kerja dengan peralatan gadget yang cukup lengkap.
Tempat tinggal Mei-mei  terletak di pinggir kota dengan pemandangan yang elok. Semua apartemen di situ dibangun dengan gaya arsitektur yang seragam namun warnanya berwarna-warni. Kalau dilihat dari atas, sekumpulan apartemen seperti membentuk gambar kapsul. Di tengahnya terdapat sebuah taman yang cukup luas. Berbagai permainan anak-anak dan lapangan golf kecil juga tersedia untuk orang dewasa.
Setiap hari Mei-mei dan saya menghabiskan waktu bersama dengan bersepeda menyusuri kota cantik ini. Kadang kami beristirahat di sebuah taman yang sangat luas sambil menyantap bekal makan siang yang kami bawa dari rumah. Selesai makan Mei Hwa sibuk dengan gadgetnya sedangkan saya membaca buku seraya berbaring di rumput yang tebal. Sampai akhirnya kegiatan bersepeda kami terhenti gara-gara Mei-mei cidera jatuh dari sepedanya.
"Yoyo," Mei Hwa memanggil.
"Ya, sayang. Ada yang bisa dibantu?" tanya saya menghampiri Mei Hwa yang masih terbaring di tempat tidur. Kakinya masih digibs dan digantung dengan cara diikatkan pada kait yang dipasang di atas tempat tidur.
"Yoyo, daripada kamu nganggur di rumah nemenin aku, besok kamu ikut kursus bartender aja."