Di dalam Alkitab, terdapat beberapa jenis makhluk yang terdengar asing bagi kita, salah satunya adalah Lewiatan.  Makhluk apakah Lewiatan itu? Apakah sejenis  buaya, naga, atau ular purba yang besar? Lewiatan adalah sejenis makhluk air yang besar sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab. Alkitab mendeskripsikannya sebagai binatang yang menakutkan dan memiliki keganasan dan kekuatan yang luar biasa. Kata "Lewiatan" memiliki pengertian "membengkokkan" atau "memutar" dalam bahasa Ibrani. Lewiatan, makhluk yang disinggung dalam Ayub 3:8, Yesaya 27:1, Mazmur 74:14; dan 104:26, telah membingungkan para sarjana dan tampaknya tidak ada yang memiliki kesimpulan yang jelas tentang apa binatang ini.
Dalam tulisan ini, kita akan menyelami berbagai ayat yang menyebutkan Lewiatan dan perangkat sastra yang mungkin digunakan dalam bagian tersebut. Kami juga akan mengungkap beberapa interpretasi yang telah diduga oleh para sarjana tentang sifat sebenarnya dari binatang ini dan mengapa hal itu pada akhirnya penting bagi kita orang percaya hari ini.
Lewiatan dalam Perjanjian Lama
Hanya ada beberapa referensi mengenai Lewiatan dalam Perjanjian Lama. Kebanyakan ayat mendeskripsikan lewiatan sebagai makhluk yang nyata, dikenal oleh orang-orang karena reputasinya, bahkan jika mereka belum pernah melihat makhluk ini secara langsung.
Di kitab Mazmur 104:25-26 Allah dipuji sebagai Pribadi yang menciptakan habitat bagi Lewiatan ini: "Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya." Hanya Allah yang Mahabesar yang bisa menciptakan Lewiatan dan kemudian membuat tempat yang cukup besar bagi makhluk itu agar dapat "bermain" dengan aman.
Â
Simbolisme Lewiatan dalam Perjanjian Lama
Jadi, binatang apa yang digambarkan oleh kitab Ayub 41? Ada teolog yang menganggap Lewiatan sebagai naga atau ular laut yang bernapas api. Bahasa bernapas api di Ayub lebih berfungsi sebagai hiperbola atau metafora dalam istilah sastra. Teolog lain telah menyarankan bahwa Leviathan adalah reptil besar di laut, mungkin salah satu spesies dinosaurus yang berkeliaran di bumi sebelum punah. Ada juga yang menganggapnya paus atau hiu. Berdasarkan deskripsi Alkitab, Lewiatan sepertinya lebih mungkin adalah reptil laut yang besar. Pengetahuan Ayub mengenai dinosaurus sama sekali bukan hal yang mengada-ada, mengingat Ayub hidup pada masa yang masih sangat primitif. Banyak yang menyarankan Lewiatan adalah makhluk tak dikenal yang punah berabad-abad yang lalu, tetapi mereka yang berasal dari periode Perjanjian Lama akan menyaksikannya beraksi, karena kita hanya melihat referensi tentang makhluk ini di paruh pertama Alkitab.
Di kitab Yesaya 27:1, Lewiatan digunakan sebagai simbol untuk raja yang jahat di bumi, yang menentang umat Allah. Kekuatan besar yang dimiliki bangsa-bangsa yang jahat ini bisa sangat menakutkan, tetapi Allah meyakinkan anak-anak-Nya bahwa kejahatan, tidak peduli seberapa mengerikannya itu, akan dikalahkan: "Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut." Kitab Mazmur 74:14 juga berisi referensi yang serupa mengenai kemenangan Allah atas Lewiatan. Besar kemungkinan kalau yang dimaksud oleh ayat tersebut adalah Raja Firaun dari Mesir.
Hal yang ingin ditekankan oleh Allah dalam kitab Ayub 41 adalah Lewiatan berada di bawah kendali Allah yang berdaulat. Ayub mempertanyakan Allah (ayat 26-31), tetapi Allah membalikkan keraguan Ayub. Ia menggunakan keperkasaan Lewiatan untuk menunjukkan kerapuhan dan kelemahan Ayub. Jika Allah menciptakan Lewiatan (binatang yang tidak sanggup dihadapi Ayub sebelumnya), maka seberapa besar Allah itu? Mengapa Ayub berani mencoba-coba untuk berhadapan dengan Yang Maha Kuasa?
Apapun masalahnya, Alkitab menghadirkan makhluk ini untuk menggambarkan kekuatan Tuhan. Mirip dengan musuh Israel, Lewiatan menimbulkan ancaman besar, dan Israel (dan umat manusia) sendiri tidak dapat menaklukkannya. Tetapi seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas, hanya Tuhan yang dapat memegang kendali atas binatang yang begitu kuat.
Lewiatan merupakan makhluk berbahaya yang bisa menyebabkan prajurit berpengalaman berbalik dan lari. Lewiatan bukanlah mitos, melainkan makhluk laut yang nyata, yang hanya tunduk kepada Pencipta-nya.
Mengapa Kita Perlu Tahu Tentang Lewiatan?
Pertama, jika makhluk itu memang berasal dari beberapa subspesies dinosaurus, Alkitab menunjukkan bahwa manusia dan dinosaurus mungkin telah berinteraksi satu sama lain. Dan jika tidak, maka setidaknya kita tahu bahwa orang-orang dari ribuan tahun sebelumnya berurusan dengan makhluk yang mungkin tidak dapat kita pahami.
Kedua, Tuhan sering menggunakan ilustrasi dari alam termasuk binatang untuk menjelaskan kuasa-Nya. Renungkan tentang perumpamaan Yesus seperti perumpamaan tentang penabur (Matius 13). Ini lebih jauh menunjukkan bahwa semua ciptaan memang menyatakan kemuliaan Tuhan. Dan melalui contoh Lewiatan, Tuhan menunjukkan bahwa dia dapat mengalahkan apa pun, bahkan musuh Israel yang menakutkan. Ilustrasi hewan ini mengingatkan pendengar bahwa tidak ada kekuatan di bumi, baik di alam atau di kerajaan buatan manusia, yang dapat menahan kekuatan dan kemuliaan Tuhan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H