Mohon tunggu...
Yosua Sibarani
Yosua Sibarani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Manusia biasa yang menjadi luar biasa oleh anugerah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hindari Hal-hal Ini Saat Berpuasa!

29 Agustus 2022   20:00 Diperbarui: 29 Agustus 2022   20:06 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "puasa" dalam bahasa Yunani adalah "nestis" yang artinya "to abstain from food" atau berpantang atau menahan nafsu dari makan/minum". Lebih luas, puasa artinya mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapan-Nya tanpa dihalangi oleh hal-hal duniawi. Puasa membantu kita memusatkan seluruh perhatian kita kepada Tuhan. Puasa itu upaya menyatakan kepada Allah, dan kepada diri sendiri, bahwa kita serius dalam menjalin relasi/hubungan dengan Allah.

Puasa selalu dikaitkan dengan doa (Neh. 1:4; Luk. 2:37, 5:33). Oleh sebab itu, orang yang tidak makan atau minum saja tidak dapat dikatakan puasa Alkitabiah. Sebutan yang lebih presisi bagi hal tersebut adalah lupa atau terlambat makan. Semua orang bisa saja lupa atau terlambat makan selama setengah atau 1 hari penuh bahkan lebih. Mari kita perhatikan apa yang dikatakan oleh Nehemia dalam Nehemia 1:4, "Ketika kudegar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit," Selain itu, tabib Lukas juga menuliskan tentang Hana yang tinggal di Bait Allah, "dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa" (Luk. 2:37).

Alkitab mengajarkan bahwa puasa itu sebagai sesuatu yang baik, berguna dan perlu dilakukan sebagai disiplin rohani. Kitab Kisah Para Rasul mencatat tentang kisah orang percaya yang berpuasa sebelum mereka mengambil keputusan-keputusan penting (Kisah Para Rasul 13:2-3; 14:23). Namun, fakta menunjukkan bahwa banyak orang Kristen yang memiliki motivasi salah saat berpuasa. Apakah itu?

Motivasi yang Salah dalam Berpuasa

Setiap orang tentu memiliki motivasi tertentu saat melakukan puasa. Sebagai orang Kristen, kita sebaiknya mengoreksi motivasi puasa kita supaya hal tersebut memperkenankan hati Tuhan. Motivasi yang salah dalam berpuasa adalah sebagai berikut:

Pertama, berkat. Berdasarkan penelitian dan pengamatan saya, motivasi terbesar orang percaya melakukan puasa adalah untuk mendapatkan berkat dari Tuhan. Ya, Tuhan tidak melarang orang percaya untuk memohon dan meminta belas kasihan Tuhan. 

Namun kita harus memahami bahwa puasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu. Banyak orang berpikir jika dia berpuasa sekian lama maka doanya akan terkabul, seperti: ingin mendapatkan jodoh, rumah, harta, atau keinginan-keinginan lain. Berkat dan pertolongan Tuhan itu justru akan mengikuti puasa yang dilakukan dengan motivasi yang benar.

Kedua, pamer. Puasa itu bukanlah cara untuk terlihat lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan penuh sukacita. Perhatikanlah apa yang diajarkan Yesus tentang puasa dalam Matius 6:16-18, "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa... Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi..."

Yesus juga memberikan perumpamaan tentang orang Farisi yang berdoa dengan sombong (Luk. 18:12, "aku  berpuasa dua kali seminggu"). Yesus mengatakan bahwa doa orang Farisi yang penuh dengan keangkuhan tidak diterima oleh Bapa di Sorga.

Ketiga, diet. Ada juga orang Kristen yang memanfaatkan puasa sebagai ajang menurunkan berat badan alias diet. Puasa tidak boleh dianggap sebagai salah satu "metode diet." Jangan berpuasa untuk menghilangkan berat badan, tetapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Puasa bukan untuk menghukum tubuh, tetapi memusatkan perhatian kita kepada Allah.

Marilah kita introspeksi dan perbaiki motivasi keliru yang kita miliki saat berpuasa. Apabila kita memiliki motivasi yang salah, tidak terlambat untuk kita sadar dan bertobat. Akhir kata, puasa tidak berbicara tentang jasmaniah tetapi kekekalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun