Mohon tunggu...
KABAR YALIWIMPUK
KABAR YALIWIMPUK Mohon Tunggu... Penulis - Jerni Melihat Dunia .Menata Masa Kini Untuk Masa Depan

ORANG BOLEH PANDAI SETINGGI LANGIT, TAPI SELAMA IA TIDAK MENULIS, IA AKAN HILANG DI DALAM MASYARAKAT DAN DARI SEJARAH MENULIS ADALAH BEKERJA UNTUK KEABADIAN (Pramoedya Anantha Toer)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Wujud Kesetaraan Gender yang Memihak

4 Mei 2022   23:38 Diperbarui: 5 Mei 2022   11:54 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gender pemberdayaan perempuan/jpg

PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN (PAPUA) SEBAGAI WUJUD KESETARAAN GENDER YANG MEMIHAK

Oleh: T Yosua sama

Mata pikiran dan hati selalu mengatakan keadaan Papua yang indah karena didukung oleh kemampuan sumber daya manusia perempuan dan laki-laki tetapi mengapa kenyataannya tidak sejalan dengan harapan itu?

Setiap tentu punya impian, harapan atau cita cita untuk memajukan (Daerah) yang aman, damai, dan sejahtera. Muncul pertanyaan, berapa banyak perempuan antara lain menempuh pendidikan formal? atau sudah berapa banyak perempuan yang menjadi pribadi yang berkualitas.

Setiap kepribadian yang ingin menjadi perempuan yang berkulitas perlu belajar dengan sungguh-sungguh dan tentunya memiliki pilihan "menjadi biasa-biasa saja menjadi perempuan yang luar biasa".

Biasanya tipe orang (perempuan) yang memilih menjadi biasa-biasa saja umumnya adalah mereka yang suka bermain aman, santai, tidak disiplin, malas sekolah/kuliah, tidak mengerjakan tugas-tugas, sering cuti tanpa alasan jelas, memilih mengalah daripada mendapat saingan, tidak mau kerja ekstra, tidak mau belajar dari kesalahan, tidak mau berusaha sendiri dan yang mementingkan kenikmatan saat ini daripada harus merencanakan kenikmatan untuk masa depan dan sebagainya.

Perilaku seperti ini tentu akan menciptakan perempuan yang tidak berkualitas atau tidak menunjukkan nilai-nilai keunikan perempuan sebagai wanita yang bisa menopang kehidupan manusia lain. Untuk menjadi pribadi yang berkualitas perlu adanya sikap mau berani berkorban untuk belajar secara serius pada bidang minatnya. 

Sikap kritis dan berani bisa dijadikan teman seperjalanan yang akan memberi penerangan di kemudian hari. Oleh sebab itu, yang menjadi tolok ukur untuk menjadi berkulialitas tergantung pada sikap untuk berniat dalam belajar apa saja secara (Otodidak). 

Apabila di kalangan sudah merasa tidak menjalani aktivitas yang memberikan manfaat demi pengembangan diri , maka tentu akan menjadi sumber penghambat dan bahkan kehancuran pengembangan karier. Apalagi di Era Globalisasi, pendidikan merupakan ukuran maju mundurnya suatu wilayah atau Daerah itu tersendiri.

Mengingat pentingnya peran perempuan dalam kehidupan manusia maka perlu adanya dorongan bagi kaum perempuan melalui pendidikan formal agar bisa bersaing secara sehat dalam proses pengembangan Pendidikan bagi perempuan agar bisa menjadi perempuan yang berkualitas dalam menghadapi tantangan hidup. Namun, di satu sisi peran sebagai perempuan kadang-kadang menerima masukan dari orang lain secara terus- menerus dan tidak berani menentukan sikap secara tegas dan jelas untuk mengejar nasib ke depan.

Sejumlah kelemahan itu justru dimanfaatkan oleh pihak lain adalah (laki-laki) siapapun dia. Perempuan membutuhkan pendampingan secara baik sesuai nilai-nilai budaya  agar di kemudian hari ia bisa lebih baik dari sebelumnya

Beberapa pandangan keliru yang perlu diperhatikan tentang minimnya kualitas dan rendahnya tingkat pendidikan perempuan di setiap kabupaten adalah kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pendidikan sehingga perempuan sering dijadikan pengurus rumah tangga atau budaya mengikuti kaum laki-laki secara keliru. Untuk mendukung poin ini terdapat sejumlah faktor penghambat kemajuan perempuan yang harus mendapat perhatian serius oleh semua pihak antara lain:

  1.  Diri Sendiri. Dapat kita lihat perkembangan pada masa remaja. Masa remaja ini merupakan masa perkembangan dalam kehidupannya yang dialami berbagai perubahan baik secara fisik dan psikis. Perkembangan emosi pada masa ini masih labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Semua perubahan yang dialami mempengaruhi penampilan, sikap, dan tingkah lakunya. Keadaan tersebut telah membawa berbagai perubahan perilaku, termasuk perubahan perilaku sosial dalam berinteraksi dengan orang tuanya. Pengasuhan keluarga yang salah dan lingkungan masyarakat yang buruk dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpangan yang dilakukan terhadap orang tua. Selain itu pergaulan yang tidak baik dengan teman sebayangnya juga dapat menyebabkan perubahan perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dan berlaku dalam masyarakat.

Salah satu contoh bahwa seorang gadis saat menginjak usia remaja tentu mengalami perubahan yang sangat dinamis. Satu hal yang sering dialami adalah mendapatkan teman lelaki. Ketika mendapat dambahan hatinya tentu ada kontak batin atau sering disebut jatuh cinta. Hari pun berganti cinta tetap mendalam. 

Dalam hubungan percintaan tentu ada komunikasi yang terjalin. Seiring perkembangan teknologi maka ada beberapa media sosial antara lain : Facebook, Instagram, whastAPP, Tik-tok, Snack Video, LineChat, yang digunakan dalam berkomunikasi menggunakan teknologi mobile. Dalam penggunaan teknologi ini menurut hemat saya tentu membuang waktu karena berbicara dan pecanduan media sosial berjam-jam terkadang sampai seharian tanpa mengenal jam belajar. 

Jika kebiasaan itu berlanjut maka tentu tidak fokus pada pelajaran dan berakibat pada nilai ujian atau hasil akhir. Uang yang seharusnya membeli buku atau sesuatu yang berguna untuk pengembangan intelejensi pun dikorbankan membeli pulsa. Dengan adanya perasaan cinta juga berpengaruh pada mentalitas pasangan sehingga melakukan perbuatan asusila dan hamil diluar nikah.

Akibat jauh dari itu bisa juga mendapat penyakit HIV/AIDS, miras, mengidap narkoba, sexsualitas bebas, Pemodelan secara paksa, pemviralan pub of pourse  dimedia sosial dan sebagainya. Cara-cara seperti inilah yang turut mematikan mentalitas diri secara tidak etis. Sangat menyedihkan karena keadaan ini sudah alami  krap Global di Papua dan khususnya kaum remaja.

Seperti sebagian besar belum menyelesaikan sekolah tingkat SD, SMP, SMU bahkan sampai di perguruan tinggi. Kondisi ini sangat menusuk hati untuk itu saya harus menuliskan kenyataan ini agar perempuan papua dan pada kususnya usia remaja kelanjutan juga bisa bersekolah namun lebih penting lagi adalah kesadaran dari diri sendiri. Apabila tidak ada sikap membela diri mengejar cita-cita maka sia-sialah kehidupan wanita yang melahirkan anak negeri itu!.


2. Lingkungan Keluarga. Kehidupan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan diri. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga akan memberi dampak besar bagi perkembangan diri setiap orang. Pendidikan dan teladan orang tua akan sangat memberi kekasan yang luar biasa adalah modal bagi seorang individu.

Seseorang memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Keadaan ini diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap sebagai orang Tua, Guru dan sekaligus kawan. 

Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (Logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. 

Semua itu tidak lain karena remaja perempuan sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus Informasi dan Globalisasi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Namun diharapkan para orang tua tidak terlalu memanjakan anak karena cara memanjakan anak bisa menimbulkan banyak masalah pada diri anak yang pengaruhnya sampai pada orang tuanya. Hal ini yang banyak dialami oleh kehidupan keluarga kota dan mungkin juga yang sedang dialami oleh orang tua sendiri.


3. Lingkungan Sekolah. Sekolah adalah rumah kedua bagi anak, tempat memperoleh pendidikan formal yaitu dididik dan diasuh oleh guru. Dalam lingkungan inilah belajar dan melatih semua potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi mereka yang sudah berada di tingkatan pendidikan tertentu bahkan menginjak perguruan tinggi sangat nampak perubahan perkembangan intelektualitasnya. 

Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar tetapi mereka juga berpikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya. Lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru sebagai pengganti orang tua di rumah. Karena itu diperlukan guru yang arif dan bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktif dan maju dalam segala hal sesuai kemampuan anak. 

Guru membutuhkan pengetahuan lebih untuk memahami perkembangan anak dan dengan menyesuaikan perkembangan zaman serta sebagai teladan. Guru sesungguhnya sudah menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar karena merekalah penghasil ilmuwan dunia.

Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan anak-anak maka harus dihormati secara penuh. Dalam pandangan umum Guru merupakan cerminan dari alam luar. Kita percaya bahwa Guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya sehingga mengambil Guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan.

Namun peran Guru di sekolah-sekolah di setiap kabupaten belum maksimal karena kekurangan Guru profesional, infrastruktur sekolah, fasilitas penunjang belajar dalam hal ini teknologi pembelajaran. Akhirnya (output) dari kekurangan itu menciptakan manusia yang tidak kompeten. Mari kita simak baik-baik fenomena guru dan sekolah kita di kabupaten masing-masing pada kususnya masing-masing daerah:

4 . Lingkungan Teman Pergaulan. Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja khususnya perempuan, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri dan bagi persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya. 

Sebabnya adalah karena pada momen-momen tersebut berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Pada saat tersebut terkadang berpengaruh ke hal-hal yang tidak etis. Akibatnya dapat berpengaruh pada kualitas hidupnya.


5. Lingkungan Dunia Luar. Selain keluarga, sekolah dan teman pergaulan, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi perkembangan remaja secara langsung maupun tidak langsung entah baik atau buruk, alami maupun tidak alami. Lingkungan Dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan Teknologi, Transportasi, informasi maupun  pasar Globalisasi. 

Pengaruh ini sangat besar karena semua orang dituntut oleh zaman untuk mengikutinya. Perkembangan teknologi memang ibarat pisau bermata dua. Disatu sisi, teknologi ini bisa bermanfaat apabila digunakan untuk melakukan hal-hal yang baik. Dengan perkembangan ini membuat moralitas daerah rapuh, hidupnya penuh dengan ketergantungan dan tidak mau berusaha sendiri. 

Dalam kondisi ini sedang menuntut kita mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya dengan selalu berusaha mencari jawaban yang lebih baik tentang beberapa pertanyaan eksistensial seperti: Siapakah saya ini?, 

Dari mana saya datang?, Kemanakah saya akan pergi?, Apa yang menjadi tanggung jawab saya dalam hidup ini?, Kepada siapa saya percaya? Dan kedua, berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya itu mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuh-penuhnya, seutuh-utuhnya, secantik dalam dan cantik luar dengan cara menjadi dirinya sendiri dan menolak untuk dibanding-bandingkan dengan sesuatu yang bukan dirinya.

Solusi Kesetaraan Gender perempuan papua dalam pesaingan

Tujuan pengembangan Pemberdayaan Perempuan di daerah perlu ditransparansikan melalui tindakan konkrit. Seperti yang telah ada dalam konsep meningkatkan Sumber Daya Manusia Perempuan yang mempunyai kemampuan dan keamanan guna kemandirian, dengan bekal kepribadian, memiliki rasa tanggung jawab layanan kemasyarakatan, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Terciptanya gerak langkah yang terpadu dan harmonis antara organisasi dan sub organisasi, (kemasyarakatan dan politik), LSM, tokoh dan pemuda masyarakat dan agama dalam upaya proses pengembangan sumber daya perempuan.

Sama halnya dengan konsep tentang Sasaran Umum Pemberdayaan perempuan yaitu Peningkatan dalam usaha serta  mengutamakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme/keahlian yang memiliki kaum perempuan dalam bidang usaha demi Mewujudkan kepekaan, kepedulian kender dari pembaharuan/uprigade produk manusia yang bermuatan nilai sosial budaya serta keadilan yang berwawasan gender.

Kebijakan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan. Mengutamakan gender dalam pembangunan daerah pada semua sektor melalui kelembagaan/wadah yang ada untuk mendukung kemajuan dan kemandirian perempuan. Dan Meningkatkan komitmen antara lembaga pemerintah, swasta dan independen untuk pemberdayaan perempuan, proses perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan dan evaluasi Kinerja pemberdayaan. 

Peningkatan kedudukan peranan perempuan sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) diarahkan untuk meningkatkan kedudukan, keterampilan, kemandirian serta ketabahan mental spritual agar wanita mampu bekerja sama sebagai mitra sejajar pria yang selaras, serasi dan seimbang. 

Agar Masukan (Input) pengembangan Pemberdayaan Perempuan yang menunjang/mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki-laki dan perempuan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain sosialisasi/advokasi, pendidikan dan latihan bagi kaum perempuan yang bergerak dalam seluruh bidang.

Sama hal juga keluaran (Output ) kaum perempuan harus memberikan kesempatan dan diterima untuk bersama-sama berkiprah di berbagai bidang serta dipercaya untuk menjadi penentu, pengambil kebijakan serta mampu pula meningkatkan kualitas hidup pribadi dan keluarga.

 Sebagai perempuan belum mempuyai kekuatan yang sangat kuat dalam pengambilan keputusan, sering terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang akan menimbulkan mentalitas kurang bercaya diri. Dan juga kurangnya partisipasi aktif dan kreatifitas dalam pengembangan serta mengantisipasi kemungkinan dan pencegahan dalam masalah yang akan muncul sehingga harus ada upaya untuk mengatasi permasalahan ini.

 Dalam pencapaian sasaran pemberdayaan perempuan masih dirasa perlu terus dilaksanakan berbagai  kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan dan peran serta kaum perempuan dalam mengisi antara lain:

 Usaha penegembangan literasi kaum perempuan melalui pemerintah maupun swasta serta LSM yang menangani bidang pemberdayaan perempuan. Meningkatkan koordinasi antara lembaga-lembaga yang menangani pemberdayaan perempuan baik dalam bentuk program proyek maupun usaha kegiatan rutin. Pelaksanaan Pelatihan/pendidikan sesuai analisis gender agar kaum perempuan dapat menjadi salah satu penentu kebijakan dalam berbagai bidang. upaya untuk pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender antara lain:

  1. Melakukan pemetaan dan analisa sosio kultural, terutama terkait dengan perempuan
  2. Memfasilitasi proses penyadaran kritis bagi para perempuan.
  3. Sebagai mediator untuk menghindari bisa gender di kalangan kaum laki-laki, dan memberikan pemahaman tentang kesetaraan gender kepada laki-laki di daerah tersebut.
  4. Memotivasi dan meyakinkan perempuan untuk dapat turut berperan dalam pengembangan diri.
  5. Memfasilitasi proses menemukan potensi dan kekurangan diri dan lingkungan, serta alternatif solusi yang dapat dilakukan.
  6. Sebagai "agen pencerahan" yang dapat memberikan alternatif jalan bagi pemecahan permasalahan perempuan "tahu siapa yang paling tahu.
  7. Mendorong keterlibatan perempuan secara aktif dalam setiap proses kepemimpinan dalam organisasi.
  8. Perlu adanya pemberdayan perempuan yang dilakukan untuk menunjang dan mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki-laki dan perempuan, dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi/advokasi pendidikan dan latihan bagi kaum perempuan yang bergerak dalam seluruh bidang.
  9. Akhirnya kata "Hanya di Dalam Nama Yesus Saya Berseru untuk Kehidupan kelak".

T.Yosua Sama 
  Link : Observert

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun