Mohon tunggu...
joshuaak
joshuaak Mohon Tunggu... Mahasiswa - edukasi dan cerita pendek

cuma iseng dan gabut tapi semoga jadi edukasi buat kalian pembaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel Percintaan : Lupa Jarak (Part 2)

19 Maret 2019   13:34 Diperbarui: 2 April 2019   18:28 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

( Menolak Lupa ) 

Memang tidak ada yang mudah dalam proses menerima keadaan yang buruk, mencoba melupakan kenangan yang telah berlangsung lama. Semua yang pernah di lakukan bersama terekam indah di pikiran, mencoba melupakan bagi banyak orang mungkin jalan keluar yang terbaik agar selalu fokus dengan cita-cita yang diinginkan.

Tetapi waktu terus berputar, mencoba semakin terasa berat bagiku untuk melupakan, aku menjalani hari-hariku penuh dengan tatapan kosong, teman-teman yang selalu memberi masukan dengan sebuah pilihan. Ini semua bukan hanya tentang pilihan yang paling aku takuti, semua membuat tidurku tak tenang, terlintas terus pikiran penyesalan yang amat mendalam.

Aku mencoba mengikuti saran yang terus membuatku terperangkap dengan rasa keraguan, ya karena semua saran yang masuk tentang pilihan mencoba untuk memberi waktu dia untuk berfikir untuk beberapa waktu yang tidak mungkin di tentukan, atau aku akan terus menahan rasa sakit dengan respon yang tidak baik dia berikan.

Rasa takut untuk memilih opsi, pertama karena aku berfikir dia akan mudah melupakan ku kalau aku tidak ada di sisinya, tetapi opsi kedua malah terbalik, dia akan lebih baik kalau aku ada terus disisinya. Mencoba berkonsultasi mengorek terus cerita dari beberapa teman dekatku mungkin sedikit memberiku kekuatan tetapi kadang juga membuatku merasa binggung, masuk di dalam hal yang paling aku tidak inginkan.

Perasaan yang sangat kuat membuat aku ingin selalu disisinya, sebuah tindakan yang sangat akan membuatku semakin ditantang kesabaran dan semua kerendahan hati harus aku curahkan. Melihat dia bahagia semakin membuat rasaku tak menentu, karena di satu sisi aku senang melihat dia bahagia tetapi di sisi lain aku sakit karena dia bahagia bukan karena ku, aku berfikir untuk mencoba memperbaiki diri dengan menerima segala yang akan terjadi, setiap orang yang siap mencintai harus siap juga untuk di sakiti, walau terkadang terasa aneh, karena yang menyakiti justru datang dari orang yang paling kita sayangi bukan yang kita benci.

Referensiku pun mulai bertambah, ada suatu video yang membuatku merasa merdeka kembali, yang mulai menguatkanku dengan perkataan " Kalau kamu  mempunyai perbedaan dengan pasanganmu, jangan jadikan itu sebuah kelemahan, tetapi jadikanlah itu sebuah kekuata. Agar kalian tau yang akan selalu sama belum tentu akan baik-baik terus tetapi yang berbeda akan menjadi kuat karena kalian sudah melewati semua masalah dengan perbedaan kalian ". Mencoba menahan rasa rindu, bukan karena aku kuat, karena cinta yang membuatku terus menanti, tetapi aku tetap tidak bisa menahan rasa rindu kepadanya yang telah membuatku begini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun