Sudah 2 tahun Edo ikut orangtuanya menetap di Finlandia, Edo merasakan rindu yang teramat sangat kepada tetangganya di Indonesia, Valdy. Edo dan Valdy sudah akrab sekali bagaikan saudara di komplek perumahannya di Palembang.Â
Bukan hanya Valdy, Edo juga rindu kepada empek-empek, masakan khas Palembang yang selama ini menjadi makanan favoritnya dan kerap kali dimasak oleh Bu Deti, ibu Valdy. Empek-empek buatan Bu Deti memang terkenal hingga selalu banyak dipesan oleh masyarakat sekitar.Â
Edo tak bisa melupakan momen dimana ia dan Valdy berpelukan hingga menangis saat akan berpisah. Edo mewanti-wanti kepada ayahnya untuk berlibur ke Indonesia bila musim libur tiba. Ayah Edo berkata bahwa itu nanti dipikirkan, karena masih banyak urusan lain yang harus segera diselesaikan.
Edo mengiyakan apa kata ayahnya, ia tak mau banyak permintaan untuk saat ini. Sementara di Indonesia, tepatnya di Palembang, Valdy tetap merasa rindu dengan tetangganya Edo yang telah pindah ke Finlandia meski ia punya teman main baru.Â
Teman main Valdy ikut rindu dan berdoa agar bisa berkumpul bersama lagi. Sesungguhnya Valdy ingin bicara pada orangtuanya bila suatu saat ada rezeki, ia ingin berlibur ke Finlandia bertemu Edo, namun ia sungkan mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk ke Finlandia tidaklah sedikit. Jangankan ongkos berlibur, ongkos telepon ke Finlandia juga mahal. Bimbanglah hati Valdy akan hal ini.
Baik Edo maupun Valdy, keduanya sama-sama jarang mendapat kesempatan untuk berkomunikasi sejak tinggal di negara yang berbeda. Mereka sama-sama bertanya mengapa ini harus terjadi dimana perpisahan antar tetangga berujung pada komunikasi yang jarang terjalin.
Valdy bersekolah di salah satu sekolah dasar negeri di Palembang, sedangkan Edo bersekolah di Helsinki. Mereka masing-masing mendapat teman baru, namun tetap berusaha menjalin komunikasi.
Edo diberi tugas oleh gurunya menulis karangan tentang sahabat yang paling disayang. Malam hari waktu Helsinki Edo menulis karangan tentang Valdy, tetangganya di Palembang, Indonesia. Ia melihat bulan purnama telah naik ke angkasa dan bersinar terang serta menenangkan jiwa.Â
Selesai menulis karangannya Edo mengamati bulan purnama itu sembari berkata," Andaikan Valdy datang kemari melihatku disini, jawaban apa yang akan aku beri padanya". Valdy juga melihat bulan purnama di Palembang yang menyinari seluruh kota.
"Bersinarlah bulan purnama, seindah serta tulus hati Edo, bersinarlah terus sampai nanti rindu ini kulepaskan untuk Edo," bisiknya. Kesetiaan nampaknya tetap akan ada di antara Edo dan Valdy meski telah tinggal di negara yang berbeda. Keduanya sama-sama mulai menabung untuk nanti bertemu.Â
Di sekolah, Edo yang paling dahulu maju ke depan untuk membacakan karangannya tentang sahabat yang paling disayangi. Edo membacakan tentang Valdy, sahabat sekaligus tetangganya saat masih di Indonesia yang setiap hari bermain dengannya, menginap satu sama lain, dan belajar bersama asal pulang sekolah.Â