Mohon tunggu...
Yossy FabienLeimena
Yossy FabienLeimena Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa pencinta tulisan dan hitungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa FEB UMSU aktif di relawan perpustakaan dan hobi musik dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bersinarlahlah Bulan Purnama

17 Januari 2020   10:05 Diperbarui: 17 Januari 2020   10:10 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia bercerita semalam berdoa pada tuhan dan tanya bulan purnama yang bersinar apa Valdy masih akan setia padanya. Selesai bercerita, guru Edo memberikan nilai A atas karangan Edo yang menyayat hati.

Antero, teman Edo di Finlandia, memuji karangannya tentang sahabat yang paling disayangi. Antero mengajak Edo untuk berkunjung ke rumahnya. Antero akan membantu Edo untuk berkomunikasi dengan Valdy. 

Sementara Valdy, ia memang mendapat sahabat pengganti Edo yang bernama Fuza. Fuza memaklumi Valdy yang tak bisa melupakan Edo yang telah lama bersama. "Kamu tidak usah sedih, aku akan jadi sahabat yang setia untukmu, aku tidak marah kok kalau suatu saat kamu komunikasi lagi sama Edo, sebenarnya aku juga rindu dia Val," kata Fuza. 

Valdy perlahan mulai akrab dengan Fuza, tetapi ia berusaha untuk tetap setia dan menunggu Edo meneleponnya. Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, Valdy baru selesai mandi dan ingin masuk kamar untuk pakai baju tidur. 

Namun sebelum masuk kamar ia mendengar telepon dirumahnya berbunyi, awalnya ia heran mengapa tumben telepon berbunyi jam segitu, namun ia angkat saja meskipun masih memakai handuk. 

Alangkah senang hati Valdy mendengar itu adalah Edo yang meneleponnya dari Finlandia. Edo diajak oleh temannya Antero untuk pergi ke telepon umum dekat rumah Antero yang bisa menelepon antar negara. "Bagaimana kabar kamu di Indonesia Val, walaupun aku sudah di Finlandia, aku tetap ingat dan tidak akan lupakan kamu, ini teman aku Antero yang bantu aku untuk bisa telepon kamu," kata Edo. 

Valdy sambil menitikkan air mata bahagia mengatakan bahwa ia juga rindu pada Edo yang sejak lahir menjadi tetangga sekaligus sahabatnya di Palembang. 

Mereka berkomunikasi selama 20 menit saking rindunya. Waktu memang menunjukkan pukul 15.00 kalau di Finlandia, terpaut 5 jam dari waktu Indonesia. Antero ikut terharu melihat kesetiaan antara Edo dan Valdy.

Selesai berkomunikasi, Edo dan Valdy sama-sama menangis untuk melepas rindu yang tak sudah-sudah. Antero dengan senang hati mengantar Edo ke apartemennya. 

Orangtua Edo membukakan pintu, mereka sangat terenyuh melihat Edo yang begitu setia pada tetangganya Valdy yang telah ditinggalkan di Indonesia. "Sabar ya nak, kita akan kumpulkan uang untuk pergi ke Indonesia untuk melepas rindu pada Valdy, ayah tidak mau lagi membiarkan kamu terus begini nak," kata ayah Valdy. 

Di Indonesia, Valdy tidur dengan memeluk foto dirinya dengan Edo. Saking rindu hingga mengantuk, Valdy lupa untuk menutup pintu kamar. Bu Deti melihat putranya tidur dengan foto dirinya bersama Edo. "Sungguh setia kamu nak sama tetangga kamu dulu walaupun sudah 2 tahun tidak bertemu sampai kamu peluk fotonya," gumam Bu Deti sambil tutup pintu kamar Valdy. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun