Â
Ide itu Bukan Ditungguin, Tetapi Diciptakan
Saya dulu juga sependapat dengan orang yang mengatakan, cari ide itu susah. Dalam dunia desain, kalau langsung mendesain di komputer, pasti tidak akan ketemu desain yang cocok, sebab itu sering dianjurkan supaya desain dulu di kertas, itu pun memakai pensil.
Nah pada waktu membuat draft-nya, bukankah itu berarti proses menciptakan ide?
Kalau tunggu ide tidak mungkin Alvin Lee atau Joe Benitez bisa buat komik yang keren.
Jadi buatlah tangan Anda bergerak dulu, jangan pedulikan pikiran Anda. Asal kata pertama sudah Anda tulis, selanjutnya biarkan dia menari di atas kertas, tulis yang cepat, tulis yang banyak. Jangan pedulikan pegal di bahu Anda, tulis terus, rasakan kebebasan, luapkan, tumpahkan semua kata-kata Anda.
Ada seseorang pernah mengatakan bahwa menulis itu cuma menambahkan satu kata per satu kata. Tidak terasa membentuk kalimat. Lagipula, satu kalimat paling banter isinya cuma 35 kata. Apa susahnya?
Saya terus belajar, jangan kalah sama ide. Jangan biarkan ide membuat kita mencarinya. Dia sebetulnya tidak kemana-mana. Dia ada di ujung jari kita.
Sempat juga saya berhari-hari mencari ide di internet. Karena ada sesuatu di dalam saya yang mau bebas, akhirnya saya tidak tenang, penuh curiga, kasar terhadap orang lain. Saya tahu masalah utamanya adalah ide untuk menulis.
Sambil mencari bahan di internet, pikiran saya saling berperang. Di satu aspek, saya harus menulis yang keren, tetapi di aspek lain saya harus tetap menulis. Untungnya saya menang. Jangan peduli dengan pikiran, tulis saja terus. Petinju tidak sembarangan memukul, tetapi dia melatih dirinya memukul dengan benar dan tepat. Saya pun harus berlatih menulis. Suatu saat tulisan saya akan benar dan tepat.
Saya senang akhirnya bisa kembali ke pelajaran saya. Soal genre apa tulisan saya, itu soal nanti.
Â