Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Yu Sebloh, Oh Yu Sebloh!

27 April 2023   12:21 Diperbarui: 28 April 2023   03:05 1952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Baik Pak, terima kasih sudah mengantarkannya, Ibu ini memang salah satu peserta dari rombongan kami, biar kami bantu," ucap Pak Kyai Rustam sambil menyalaminya.

            Maryam bergegas mengajak Yu Sebloh untuk pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dan Yu Partinah ke kios penjual baju. Setelan baju batik sederhana yang berukuran big size dipilihnya, kemudian bergegas menyusul Maryam dan Yu Sebloh ke kamar mandi.

            Anggota rombongan yang lain sudah memencarkan diri, untuk mengelilingi lokasi sambil menikmati indahnya pemandangan di sekitar lokasi.

            "Makan dulu Yu, nanti masuk angin hlo," kata Maryam sambil mengambilkan sepiring nasi dan lauk pauknya. Setelah merasa tenang, Maryam memberanikan diri untuk bertanya tentang awal mula kejadian yang mengakibatkan Yu Sebloh terjatuh ke dalam kolam.

            "Gini hlo Mbak Maryam, saya itu kan pengin selfa-selfi di sini dengan hape baru saya Mbak, pemandangannya kan bagus," ucap Yu Sebloh memulai ceritanya.

            "La, pada saat saya pengin mau selfi di dekat kolam itu, di situ kan ada taman kecilnya yang dikelilingi batu-batu, saya mencoba naik ke batu itu, rupanya kaki saya terpeleset, saya hilang keseimbangan dah akhirnya nyemplung ke kolam itu, terus hape baru sayaaa ..... huuuuu ... huuuu ... huuu...," cerita Yu Sebloh kembali menangis mengingat hape barunya ikut basah. "Foto selfi saya ilang semuaa ... hape baru saya rusaaak," tangisnya makin keras.

            "Oalah Yu, Yu, kan saya sudah pernah bilang, ndak usah pakai sendal jinjit lagi, bahaya Yu ..., " kata Yu Partinah sambil menahan tawanya.

            Yu Sebloh hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Yu Partinah kali ini. Dipandanginya sendal jinjit yang berada di sebelahnya sambil terdiam.

            "Huuhh, memang, gara-gara kamu nih, aku jatuh!" tiba-tiba suara Yu Sebloh geram sambil melemparkan sendal jinjitnya ke tong sampah yang kebetulan berada dekat lokasinya duduk.

            "Ealah, Yu .... nanti kena orang malah jadi masalah lagi hlo ...," kata Maryam setelah melihat tindakan Yu Sebloh yang tiba-tiba itu. Kali ini Maryam dan Yu Partinah tak bisa lagi menahan tawanya. Melihat kedua temannya tertawa, akhirnya Yu Sebloh ikut tertawa juga.

            Sebuah sendal jepit warna merah dan setelan batik sederhana, akhirnya mengiringi kepulangan Yu Sebloh kembali ke Desa Pakis. Semua anggota rombongan puas dengan kegiatan halal bihalal yang di selenggarakan hari itu. Kecuali Yu Sebloh! Sesampainya di rumah, ia termenung mengingat kejadian yang cukup membuatnya merasa malu dan kapok. Sebuah pelajaran berharga didapatnya hari itu. Ia harus belajar lebih santun, tidak egois, tidak bersikap berlebihan dan lebih bisa menghargai semua orang siapa pun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun