Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tragedi Sambal Terasi Astri

14 April 2023   14:37 Diperbarui: 4 Mei 2023   12:07 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Freepik

          "Lumayan ... untuk tambahan beli kacang goreng Pah, he he he ...," ucapnya kala ditanya Mas Bram, suaminya tentang mengapa masih saja menerima pesanan makanan, padahal secara ekonomi mereka tak kekurangan.

          Memasak adalah salah satu hobi Astri. Baginya, memasak di dapur adalah suatu hiburan yang sulit tergantikan. Meskipun wajah mulusnya penuh keringat karena panasnya asap kompor, ia tak keberatan! Asalkan ia bisa menyalurkan kegemarannya berkutat dengan segala macam peralatan di dapur. Tak jarang jari lembutnya berdarah tergores mata pisau, atau pipinya yang tersapu tepung terigu, tangannya yang tersengat panci panas, atau bahkan kulit halusnya melepuh terkena cipratan minyak panas.

          "Rona-rona penjelajah dapur!" katanya sambil terbahak. Astri memang dikenal grapyak, hangat dan humble, kepada siapa pun.

          "Gak papa Pah, kan wajahku jadi makin glowing, karena keringat. Aku makin cantik kan Pah?" kelakar Astri kepada suaminya.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 16.20 wib,  Astri masih berkutat menyelesaikan pekerjaannya.

          "Mah, lihat sudah jam berapa? Nanti Mbakmu ngomel hlo," kata Mas Bram mengingatkan. Ia paham kebiasaan kakak iparnya yang perfeksionis. Sejak kecil maunya selalu menjadi  yang terbaik. Sekolah pun ia selalu ranking 1, bahkan sampai kuliah, gelar cumlaude berhasil disandangnya.

          "Iya, iya, Pah, tanggung, sedikit lagi," kata Astri sambil memasukkan beberapa loyang kue keringnya ke dalam oven.

          "Mbok Yah, ini nanti kalau sudah 10 menit, keluarkan, lalu olesi dengan kuning telur, terus masukkan lagi ke dalam oven ya ... tunggu lima menit, kemudian keluarkan dan matikan  ovennya, paham?" ucap Astri kepada Mbok Yah, asisten rumah tangga yang membantunya selama ini. Ini adalah loyang terakhir dari adonan nastar Astri.

         "Injih Bu, mangertos," sahut Mbok Yah sambil mengangguk tanda mengerti apa yang diinstruksikan oleh Astri. [Jawa : Iya Bu, mengerti].

          Kemudian Astri segera mandi dan shalat asyar. Memilih outfit, inilah yang lumayan memakan waktu, he he he. Setelah memilah dan memilih, akhirnya sebuah setelan rajut kekinian warna merah hati, menjadi pilihannya. Dipadu jilbab warna senada, makin menambah anggun penampilan Astri sore itu.  Mas Bram nampak sudah tak sabar melihat istrinya yang masih sibuk dandan.

         "Sudah, sudah cantik Mah, Mamah tanpa pakai bedak pun sudah glowing kok, kan kata Mamah pake skincare minyak goreng, asap dapur  plus keringat Mamah, he he he ...," Mas Bram mencandai istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun