Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Serunya Berbuka Bersama

30 Maret 2023   17:57 Diperbarui: 7 April 2023   09:49 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : pngtree

             Tradisi memberikan jaburan merupakan suatu  agenda tetap bagi seluruh warga perumahan yang beragama muslim sejak perumahan ini berdiri selama Bulan Ramadan. Setiap RT mengeluarkan jaburan yang jadwalnya sudah diatur oleh masing-masing RT. Selalu ada keseruan tersendiri di TPQ Al Muttaqin, tiap kali Bulan Ramadan tiba.

            Kebetulan hari ini, tiba giliran bunda Atik  memberikan  jatah jaburan untuk anak-anak yang mengaji di TPQ Al Muttaqin, tempat putranya Noval mengaji tiap sore. Bunda Atik sudah menyiapkannya sejak pagi. Sebanyak 30 paket makanan berisi nasi kuning, sebuah kue coklat   ditambah susu kotak, cukuplah untuk menu berbuka puasa bagi anak-anak. Kalau masing-masing RT mengeluarkan  kira-kira 30 paket, maka diperkirakan ada 180 paket makanan yang disiapkan setiap sore untuk berbuka anak-anak, karena di perumahan tempat bunda Atik tinggal ada 6 RT, sedangkan anak-anak yang mengaji ada sekitar 50 - 60 anak.

            Di kejauhan  terdengar suara adzan asyar berkumandang. Noval yang sudah berbaju koko rapi secepat kilat berlari keluar. Disambarnya kopiah dan sajadah yang tergeletak di sofa ruang tamu.

            “Eits .... Kakak, kok enggak salim Bunda,” ucap bunda Atik mengingatkan putra sulungnya.

            “Ehh ... iya, maaf ya Bun,” jawab Noval sambil berjalan kembali ke dalam rumah untuk salim kepada bundanya.

            “Assalamu’alaikum Bun, Noval ke masjid dulu ya,” ucap Noval sambil mencium tangan bundanya.

            “Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh,” jawab Bunda Atik sambil mengusap kepala putra sulungnya. “Gak boleh lari-lari dan bersenda gurau di dalam masjid ya sayang,” lanjutnya.

            “Iya Bunda, Noval enggak pernah lari-lari kok, kan nanti bisa mengganggu yang shalat,” jawab Noval sambil tersenyum.

            Di jalan menuju ke masjid, noval disapa bu Lisa ibu dari Taufik, teman sekelasnya di sekolah.

            “Duh, pintarnya Mas Noval, ke masjid ya?” bu Lisa bertanya.

            “Iya Bu Lisa, mana Mas Taufik?” jawab Noval spontan menanyakan Taufik, putra bu Lisa yang biasa mengaji bersama-sama di masjid.

            “Kebetulan hari ini Mas Taufik lagi sama ayahnya ke Semarang,” kata bu Lisa.

            “Oh, ya sudah Bu, nanti kalau Mas Taufik sudah pulang, jangan lupa ikut berbuka puasa di masjid ya bu, hari ini jaburannya giliran Bundaku,” ucap Noval kepada bu Lisa.

            Noval kemudian melanjutkan langkahnya ke masjid. Selama Bulan Ramadan ini, masjid jadi semakin ramai dan meriah. Jamaah shalat asyar sudah mulai berdatangan.

            “Mas Noval, iqomah ya,” kata pak Irham sebagai imam shalat asyar sore itu. Ya, Noval masih duduk di kelas 5 SD, tapi ia sering diminta untuk Iqomah karena suaranya yang merdu. Noval dikenal sebagai anak yang baik, sopan dan berani. Mengajinya pun sudah nyaris khatam Al Qur’an.

            “Baik, Pak Ustadz,” jawab Noval sambil berjalan menuju tempat mic dekat mimbar.

            Iqomah atau Qomat merupakan sebuah kumandang yang menandakan bahwa shalat akan segera dimulai. Ketika iqomah dikumandangkan, maka jamaah shalat harus bersiap merapikan shaf shalat sebelum melaksanakan shalat jamaah yang nantinya akan dipimpin oleh seorang imam.

            “Allaahu Akbar,  Allaahu Akbar, Asyhadu allaa  illaaha illallaa, Asyhadu anna 

              Muhammadar rasulullah, Hayya ‘alashshalaah, Hayya ‘alalfalaah,

             Qad qaamtish-shallah, Qa qaamatish-shalaah

            Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilahaa illallaah ...” 

            Selesai iqomah, Noval segera kembali ke shafnya untuk bersama-sama shalat asyar.            Alhamdulillah, shalat kali ini berlangsung dengan tertib, tidak ada anak-anak yang bersenda gurau lagi. Terkadang ada anak-anak yang masih suka bermain-main saat shalat berjamaah berlangsung.

            Pekan lalu, saat mengaji Ustadz Irham telah menerangkan tentang bagaimana adab ketika di masjid kepada anak-anak. Noval masih ingat betul nasihat Pak Irham, antara lain, mengikhlaskan niat kepada Allah Ta’ala, bersegera menuju rumah Allah Ta’ala, berjalan menuju masjid dengan tenang dan sopan, berdoa ketika masuk masjid dan mendahulukan kaki kanan, menjaga dari ucapan yang jorok dan tidak layak di masjid, tidak menjadikan masjid sebagai tempat lalau lalang, tidak mengganggu orang yang beribadah di masjid, tidak berteriak dan membuat gaduh di masjid, keluar masjid dengan mendahulukan kaki kiri dan berdoa.

            Selesai shalat asyar, Noval ijin untuk kembali ke rumah sebentar kepada Pak Irham yang juga kepala TPQ A l Muttaqin.

            “Pak Ustadz, saya ijin pulang sebentar ya,” kata Noval sambil mengulurkan tangannya hendak salim.

            “Hlo, Mau ke mana Mas, bukannya nanti kita mau berbuka puasa bersama?” tanya Ustadz Irham sambil menyambut tangan Noval.

            “Maaf Pak, tadi Bunda Noval sudah berpesan untuk membantu membawakan jatah jaburan dari rumah untuk berbuka puasa bersama teman-teman nanti Pak,” jawab Noval sopan.

            “Oh, begitu ya, hari ini jatahnya Bundanya Mas Noval ya?” ucap pak Irham.

            Setelah pamit dan mengucap salam, Noval berjalan pulang ke rumah yang hanya berjarak kira-kira 100 meter dari rumahnya.

            “Assalamu’alaikum Bunda,” kata Noval di depan pintu rumahnya.

            “Wa alaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh,” jawab bunda Atik dari dalam rumah.

            “Jaburannya sudah siap Bun?” tanya Noval.

            “Sudah, niih," jawab bunda Atik sambil menunjukkan 1 buah kardus berukuran cukup besar dan 1 buah kardus ukuran lebih kecil.

            “Kakak bisa bawanya?” tiba-tiba bunda Atik  bertanya ragu-ragu.

            “Tenang Bund, kan ada Adik,” jawab Noval nyengir sambil melirik ke Angga, adiknya. Saat asyar tadi adiknya tidak ikut shalat bersama kakaknya karena masih tidur.

            “Hari ini, adik puasanya hebat hlo Kak, sudah hampir bedug magrib masih bertahan,” kata bunda lembut. Ya, meskipun masih berusia 7 tahun Angga sudah mau belajar puasa.

            “Yuk Dik, bantu Kakak membawa jaburan ini ke masjid, ada susu kotak kesukaan Adik hlo,” kata Noval sambil menggamit tangan adiknya yang sudah wangi dan rapi. Kali ini adiknya semangat sekali karena merasa sudah berhasil menjalankan puasanya seharian penuh.

            “Yuk, Kak, aku bawa yang ini ya yang kecil, Kakak yang besar,” kata Angga sambil mengangkat kotak kardus kecil. Setelah berpamitan kepada bundanya, mereka berjalan beriringan menuju ke masjid. Di masjid, sudah ramai sekali dengan anak-anak seusia mereka.

Kemudian Noval menyerahkan jaburan itu kepada bu Fatma, salah seorang ustadzah yang juga mengajar mengaji di TPQ Al Muttaqin.

            “Terima kasih Mas Noval, semoga menjadi berkah ya,” kata bu Fatma sambil menerima 2  kardus berisi jaburan. “Bunda mana? Kok tidak ikut Mas?” tanya bu Fatma.

            “Bunda sedang masak untuk berbuka nanti Bu, sebentar lagi  Keluarga Bude Tatik akan datang untuk berbuka bersama di rumah,” jawab Noval kepada bu Fatma. Agenda saling berkunjung dan berbuka puasa bersama, saat Bulan Ramadan memang sudah biasa dilakukan tiap tahun. Kebetulan rumah bude Tatik dan bundanya Noval hanya berjarak kurang lebih 20 menit dengan naik mobil. Untuk menyambung tali silaturahmi dan mempererat hubungan kekeluargaan dalam keluarga besar mereka.

            Sesaat sebelum waktu adzan magrib berkumandang, anak-anak TPQ Al Muttaqin telah berkumpul dengan tertib di masjid sembari menunggu suara sirine penanda waktu berbuka tiba. Sejenak kemudian waktu berbuka puasa telah tiba. Dengan sabar anak-anak dipersilakan untuk segera membatalkan puasanya dengan meneguk segelas air dan makan 3 biji kurma dengan doa berbuka puasa sebelumnya.

            “Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.”

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.

            Setelah itu anak-anak segera menuju ke tempat wudhu untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah. Selesai shalat magrib, dengan tertib semua anak mendapatkan beberapa paket jaburan. Mereka terlihat senang sekali, meskipun hanya sekedar makanan kecil, tapi jika dimakan bersama-sama akan terasa lebih nikmat, apalagi saat Bulan Ramadan seperti sekarang. Kelak, ini bisa menjadi sebuah cerita tentang pengalaman indah yang tak terlupakan di masa mendatang, setelah mereka dewasa nanti. 

            Sungguh sebuah  hal yang membanggakan bisa menyiapkan generasi muslim dan muslimah masa depan yang sholih dan sholihah, yang kelak bisa membawa Indonesia menuju kemakmuran,  kemajuan dan kebesaran bangsa dan senantiasa menjunjung tinggi akhlak sebagai seorang muslim.   

~ Yfs ~

Ambarawa, 30 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun