Mohon tunggu...
Yosrizal Siahaan
Yosrizal Siahaan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Pertanian UISU medan yang mencoba menjadi manusia yang berguna untuk keluarga, orang lain, Nusa dan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyontek : Awal menjadi Koruptor

14 Januari 2014   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyontek : Awal Menjadi KORUPTOR !!

Para pelajar kini nekat menyontek karena hanya ada 2,6 juta kursi mahasiswa baru di Perguruan tinggi Negeri (PTN) untuk pelajar lulusan sekolah menengah yang jumlahnya mencapai 9,5 juta.

Sejak muda, sistem pendidikan yang di sediakan menjadikan ketidakjujuran terbangun secara kuat dalam diri. Sistem penilaian yang lebih mengutamakan otak pengingat, memerlukan alat bantu. Seorang mahasiswa bisa saja bergembira atas hasil ujiannya yang tinggi. Tetapi jika dalam ujian dia nyontek, kegembiraannya pasti terganggu oleh sebutir kerikil yang terselip dalam benaknya.

“Membatik” merupakan sebuah pola yang umumnya diterapkan, baik membatik di atas meja, dinding, secarik kertas, hingga dibalik pakaian ataupun dibagian tubuh. Ketika ini kemudian terjadi secara berulang, dua hal yang di matikannya, yaitu ketidakjujuran dan kreatifitas.

Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kebijakan pemerintah didunia pendidikan tentang pendidikan berkharakter yang terdapat 4 unsur. 2 unsur diantaranya yaitu “ Olah Hati ” untuk menumbuhkan kejujuran bagi para pelajar dan “ Olah Pikir ” yaitu kecerdasan untuk berkreativitas.

Korupsi pada saat ini telah menjadi budaya, lebih dikarenakan paham ketidakjujuran telah mendarah daging , ketidakjujuran menyatu dalam setiap aliran darah dan napas kehidupan. Hasilnya adalah kapasitas menjadi seorang koruptor menjadi semakin mapan dan dikuasai secara maksimal. Dan akhirnya, hanya mereka yang belum punya kesempatan yang tidak akan korupsi.

Apakah kita (mahasiswa) mau meneruskan cerita para koruptur disana, dan meneruskan penderitaan puluhan juta orang tak berdosa. Besok adalah terlambat, hari ini adalah saatnya, mari kita mulai perubahan dari lingkup kecil yaitu dengan menanamkan kejujuran. ingatlah, lebih mudah mengatur orang bodoh dari pada orang tidak jujur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun