Mohon tunggu...
Yoseph Mario Nepa
Yoseph Mario Nepa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandira Kupang

Sementara menjalani masa pendidkan S1 di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandira Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengatasi Masalah Politik Identitas dalam Proses Berdemokrasi di Indonesia

12 Juni 2023   21:16 Diperbarui: 12 Juni 2023   21:42 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pelbagai macam keberagaman. Pengaruh kondisi negara kepulauan turut membidani lahirnya perbedaan yang beragam dalam pelbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial, adat-istiadat, sistem kepercayaan, budaya, sistem kekerabatan, mata pencaharian dan lain sebagainya. Hadirnya berbagai macam keberagaman dalam panggung kehidupan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagaimana terdapat dalam sembyoyan "bhinneka" serentak berpotensi menciptakan gesekan ideologi yang berujung pada disintegrasi sosial.

Salah satu faktor yang mengakibatkan munculnya problematika akibat keberagaman adalah eksisnya beberapa kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda Masalah itu mulai muncul pada masa awal reformasi di mana awal mula timbulnya benih-benih perpecahan dikarenakan adanya konflif kepentingan dalam kelompok-kelompok. Ditambah lagi dengan pemberlakuan otonomi daerah yang mana pemerintahh memberikan hak sepenunya kepada daerah untuk mengatur dan mengembangkan daerahnya masing-masing. 

Hal ini menjadi salah satu dampak penyimpangan yang dapat menimbulkan suatu permasalahan dalam suatu kelompok atau daerah, di mana dapat diketahui bawasannya di setiap daerah memiliki perbedaan baik dalam hal sumber daya alamnya mau pun sumber daya manusia. Untuk megatasi permasalahan ini pemerintah mengambil suatu kebijakan yaitu dengan mengadakan demokrasi untuk mengatasi perbedaan yang ada disetiap kelompok.

Demokrasi hadir bukan karena kemaun dari pemerintahh melainkan tuntutan masyarakat yang mempermasalahkan akan adanya permasalahan antara hak dan kedudukan. Dapat di ketahui bahwa demokrasi sendiri berasal dari dua kata Yunani yaitu demos (rakyat) dan kratos(kekuasaan/pemerintah), yang berarti permeritahan berasal dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Di mana hal ini menandakan bahwa rakyatlah yang memiliki kuasa dalam suatu pemerintah, hal ini menandakan bahwa suatu negara memerlukan rakyat untuk menciptakan suatu pemerintahan.

Didalam pemerintahan pasti ada Namanya pemimpin, di mana kegunaan pemimpin dalam pemerintah itu untuk memimpi rakyatnya kearah yang lebih baik lagi. Karena itu demokrasi sangatlah penting bagi pemilihan pemimpin yang di mana demokrasi itu hadiri untuk memberikan hak dan kebebasan yang penuh bagi setiap warga negara untuk memilih pemimpinnya. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan umum (pemilu) yang ada di Indonesia, di mana pemerintahhh mengajukan beberapa orang menjadi calaon pemimpin dan memberikan hak dan kebebasan sepenuhnya kepada rakyat untuk memilih pemimpin mereka. 

Tindakan ini mengambarkan suatu keadilan dalam masyarakat dalam memutuskan siapa yang berhak atau pantas menjadi pemimpin mereka.

Masalah yang terjadi di Indonesia

Seiring dengan berjalannya waktu, demokrasi di Indonesia perlahan -- lahan mulai memudar, dikarenakan adanya kesalahan dalam menafsirkan kata demokrasi itu sendiri, di mana rakyat yang pada awalnya menjadi pemegang kedaulatan negara kini menjadi orang yang dipaksa untuk megikuti kemaun dan kekuatan elit politik pemerintah. Tindakan ini menandakan bahwa demokrasi di Indonesia tidak sesuai dengan konsekuensinya. Demokrasi yang terjadi di Indonesia berupa pemilihan umum(pemilu), di mana aturan dalam pemilihan ini rakyat bebas memili seorang calon yang baginya layak menjadi pemimpin.

Setelah pemilihan itu selesai barulah penghitungan suara dimulai, di mana calon yang mendapatkan suara terbanyak dialah yang layak menjadi pemimpi.  Hal ini merupakan kesempatan bagi para politikus memanfaatkan kelompok mayorita untuk kepentingan mereka sendiri. Kelompok yang menjadi sasaran para politukus ialah kelompok agama, di mana para politikus mengunakan aliran agama sebagai sumber perimer dalam pemungutan suara, tindakan ini menandakan bahwa pemilihan ini tidak lagi bersifat demokrasi melainkan bersifat aliran kepercayaan, di mana orang lebih banyak melihat pemimpi dari aliran kepercayaannya dibandingkan dengan kualitas kepemimpinannya. 

Hal ini akan berdampak buruk bagi kelompok yang memiliki aliran kepercayaan yang sedikit atau di sebut sebagi kelompok minoritas, di mana nantinya kelompok mayoritas lebih dipentingkan dari pada kelompok minoritas. Dampak berikutnya ialah kualitas kepemimpinan. Di mana masyarakat lebih melihat kepercayaanya dari pada kualitas kepemimpin seseorang dalam memimpin suatu negara. Jika hal ini masih dilakukan terus menerus maka akan menimbulkan suatu pertanyaan baru yaitu "Masih Adahkah Identitas Demokrasi di Indonesia Saat Ini?"

Cara megatasi masalah yang terjadi di Indonesia

Charles Taylor mengatakan bahwa sebuah pemahaman akan diri, tentang kreakteristik fundamental yang mendefinisikan kemanusiaan seorang individu. Ketiadaan pengakuan menghalagi individu untuk merealisasikan diri sebagai manusia. Konsep politik identitas Taylor sanangatlah relevan dengan politik di Indonesia. Di mana politik identitas hadir sebagai salah satu upanya memperjuangkan kepentingan bersama. Dengan adanya identitas seseorang dihargai dan di pandang secara baik serta dapat untuk diakui. 

Politik identitas hadir untuk menyadarkan para politikus serta warga negara akan adanya pegakuan terhadap golongan minoritas yang di mana kelompok minoritas ini merupakan salah satu dari kaum mayoritas yang mana keduanya memiliki kewarganegaraan yang sama yaitu negara Indonesia. Kehadiran politik identitas membatu kelompok minoritas untuk diakui oleh kelompok mayoritas artinya bahwa kedua kelompok ini tidak memiliki perbedaan, semuanya memiliki kesamaan dalam hidup bernegara. 

Oleh sebab itu, dalam pertarungan politik khususnya dalam pemilihan umum yang harus dilakukan seorang pemilih ialah memilih orang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan untuk yang di pilih menjadi pemimpin haruslah memiliki jiwa persatuan yang tinggi seperti mengakui kelompok minoritas sebagai kelompok yang sama derajatnya dengan kelompok mayoritas. Tindakan seperti ini merupakan tindakan yang menghargai identitas seseorang sebagai masyarakat yang memilii kesamaan dalam hal kewarganegaraan. Hal ini dapat mencegah suatu pebedaan diatara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.

Sikap saling mengakui dan menghargai kualitas orang lain dapat memicu lahirnya politik yang bersi dan jau dari berbagai macam kebencian. Dengan mengakui kualitas dari pribadi yang lain, seorang actor politik yang baik dapat membangun daya juang dalam dirinya untuk menampilkan kualitas dirinya sebagai pemimpin yang mau bertarung secara sehat dengan actor politik yang lain. Begitujuga dengan rakyat, di mana rakyat harus pintar dalam memilih pemimpin yang baik, serta pemimpin yang dapat memimpin dan menyejaterahkan negara dan masyarakatnya. 

Maka dari pada itu, di pemilu 2024 ini setiap warga negara harus bisa menanamkan kejujuran dan kebebasan dalam memilih pemimpin yang baik, benar dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Dengan begitu, bangsa kita akan menjadi bangsa yang memiliki kontestasi politik yang bersih, sehat dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun