Mohon tunggu...
Badariah Yosiyana
Badariah Yosiyana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

part time student. full time traveler. amateur photographer. lousy writer. music eater. currently living in rainless city, Tainan, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Grand Bazaar Istanbul : Surga sekaligus neraka para pecinta belanja

26 Mei 2011   06:46 Diperbarui: 11 Februari 2019   15:54 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tahu kemasyhuran Grand Bazaar Istanbul sebagai surganya para shopping mania? Selain surga, Grand Bazaar juga bisa menjadi neraka, setidaknya itu yang saya rasakan. 

 Kenapa? Grand Bazaar merupakan salah satu covered market terbesar yang ada di dunia. Menutupi hampir 58 lorong yang terdiri dari 4.400 toko, 22 pintu dan pekerja kurang lebih 25.000 orang, dijamin akan membuat anda puas sampai lemas. Lemas karena kaki anda akan sudah kelelahan sebelum semua sudut pasar terjelajahi. 

 Menurut Wikipedia, Grand Bazaar mampu menjadi magnet bagi 250.000 sampai setengah juta pengunjung setiap harinya. Bisa dibayangkan perputaran uang yang terjadi di sini. Saya sendiri membutuhkan waktu 3 hari untuk menjelajahi Grand Bazaar. Tidak penuh seharian 3 hari memang, tapi itupun saya rasa belum mencakup semua sudut-sudut yang ada. Anda bisa menemukan apa saja di sini. Mulai dari karpet Turki yang memang terkenal akan kecantikannya, lampu-lampu cantik yang unik, pashmina, kerudung, baju, tas, sepatu, aksesoris, teh, cemilan, perhiasan, APAPUN! 

Bagi yang punya banyak uang, Grand Bazaar akan berasa seperti surga, namun bagi traveler kere seperti saya, Grand Bazaar sungguh menjadi neraka. Semua barang-barang yang dijual terlihat menarik, namun sayangnya saya tidak punya cukup uang untuk membeli banyak barang-barang. Dan satu lagi, anda harus EKSTRA berhati-hati ketika berbelanja di sini. Laki-laki Turki terkenal karena mulut mereka yang manis dan wajah mereka yang tampan. Hal ini dimanfaatkan benar oleh para penjaga toko yang sangat-sangat bermulut manis. Beberapa dari mereka bahkan bisa berbicara dengan bahasa Indonesia. Sapaan seperti,

"Indonesia, cantik. Disini murah-murah" 

akan cukup banyak terdengar ketika melihat muka kita yang melayu nian. Tidak jarang mereka salah menebak dengan negara tetangga, Malaysia. Ketika saya masuk ke dalam toko, mereka menyuguhi minum, bisa berupa teh atau minuman mineral, mengambil semua barang yang saya tunjuk sambil tersenyum manis serta memuji-muji betapa bagusnya pilihan saya. Jika sudah seperti ini, saya yakin siapa saja akan merasa tidak enak jika tidak membeli. Disinilah neraka yang sebenarnya, ketika itu, setelah kesepakatan harga tidak didapat, dan saya hendak beranjak pergi, penjaga toko yang semula ramah, berubah menjadi sinis. 

Well, tentu saja tidak semua penjaga seperti itu, saya juga menemui cukup banyak penjaga yang tetap ramah walau saya tidak jadi membeli. Cuma ya itu, anda harus berhati-hati dan pasang muka tembok saja jika tidak jadi membeli. Satu lagi tips berbelanja di Grand Bazaar adalah anda harus menjadi orang paling pelit sedunia, dalam hal ini, tawarlah serendah-rendah mungkin dari harga yang ditawarkan. Mungkin harga tawaran akan ditertawakan oleh penjual, tapi cuek saja. Dan trik pura-pura pergi cukup berhasil saya terapkan di bererapa toko. Akan lebih baik, jika berbelanja di toko yang memasang harga pas, anda tidak perlu beradu otot dan Insya Allah harga yang ditawarkan memang seperti itu. 

Saya sendiri mengalami kejadian tertipu dengan mulut manis para penjaga toko ini. Saya membeli pashmina oleh-oleh untuk ibu saya seharga 20 lira, yang kemudian saya temukan di toko dengan harga pas hanya seharga 10 lira saja. Sama persis. Teman saya malah tertipu membeli tas seharga 50 lira yang ternyata hanya 25 lira saja. Cukup membuat sakit hati memang. 

Saran saya? Waspadalah. Grand Bazaar bisa menjadi surga sekaligus neraka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun