Mohon tunggu...
Badariah Yosiyana
Badariah Yosiyana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

part time student. full time traveler. amateur photographer. lousy writer. music eater. currently living in rainless city, Tainan, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan ayah

26 Mei 2011   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:13 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi sekarang, saya menjawab

” Tenang Yah, putri bungsumu ini sedang belanjar mandiri, termasuk secara finansial. sudah 23 umurnya, malu rasanya kalau masih harus meminta Ayah. Doakan saja semoga rezekinya lancar. Tenang, Adek tidak akan bertambah kurus disini”

Lalu Ayah hanya tertawa mendengarnya, sambil menyerahkan telepon ke Ibu. Dan seperti biasa pula, Ibu akan keukeuh

“Kalau kamu ingin dan butuh beli apa-apa, jangan sungkan bilang ke Ayah ya ‘Dek”

Kemudian percakapan akan berlanjut apakah saya sudah makan, makan dengan lauk apa, bagaimana kuliahnya dan kapan saya pulang. Untungnya, lagi-lagi, Ayah dan Ibu jaraaaang sekali bertanya soal kapan saya menikah (Hey, saya BARU 23!). Rupanya mereka masih khawatir putri bungsunya ini kelaparan di Taiwan.

Kemudian di akhir percakapan, Ayah (selalu) menyelipkan sederet pesan.

“Ingat selalu ya Dek, setiap akan melangkah keluar rumah, niatkan dalam hati. Semoga langkah hari ini diridhai Tuhan. Dan semoga ilmu yang didapat akan menjadi pembelajaran yang bermanfaat buat kamu, bangsa, agama juga dunia.”


.

Ayah sayang, sekarang saya mulai memahami pesan yang engkau berikan. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna untuk sesama. Dan sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang dimanfaatkan, untuk manusia, negara, dunia juga agama. Doakan selalu putri bungsumu ini agar segera bermanfaat, dengan ilmu yang dipunya. Untuk sesama manusia, Indonesia tercinta, agama juga dunia. Dan saya selalu berdoa semoga kita selalu berbahagia.

Maafkan belum bisa segera pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun