Mohon tunggu...
Yosi Wulandari
Yosi Wulandari Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, penulis, peneliti, pengabdi, dan pembelajar

Yosi Wulandari memiliki motto "Aku adalah Batas Impianku". Merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan sejak tahun 2014, mengajar pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 di Universitas Gadjah Mada. Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, puisi, cerita sejarah, di beberapa media.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Falsafah Alam dalam Rumah Bagonjong

17 Juli 2021   10:49 Diperbarui: 17 Juli 2021   11:09 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Makna beberapa motif ukiran Minangkabau, secara umum dipilih delapan motif berikut. Motif Kaluak Paku, dimaknai anak dipangku kemenakan dibimbing, artinya seoarang Mamak memiliki peran ganda sebagai ayah ataupun mamak dalam kaumnya. Motif Pucuak rabuang, berarti kecil berguna dan besar terpakai. Motif Saluak laka, berarti kekerabatan yang saling berkaitan. Motif Jala, diartikan pemerintahan Bodi Caniago. Motif Jerat, berarti pemerintahan Koto Piliang. Motif Itiak Pulang Petang, diartikan ketertiban anak kemenakan. Motif Sayaik Galamai berarti ketelitian. Motif Sikambang Manis berarti keramah tamahan.

Seni ukir yang tertuang dalam rumah gadang Minangkabau tersebut merupakan salah satu kekhasan yang dimiliki oleh adat Minangkabau. Kekayaan aset budaya lokal ini pun terus dijaga hingaa saat ini. Selain memiliki nilai seni yang indah, motif ukir tersebut juga memiliki makna filosofis yang dipegang teguh dalam falsafah hidup masyarakat Minangkabau. Makna filosofis secara umum menggambarkan keselarasan dan keserasian kehidupan masyarakat Minangkabau dengan alam, cara bergaul atau kehidupan sosial antar individu dalam masyarakat, tatanan sistem pemerintahan, hubungan sinergis  pada hubungan kekerabatan mamak dan kemenakan, keteguhan dalam menjalankan prinsip hidup sebagai masyarakat Minangkabau, dan kekompakan masyarakat Minangkabau.

***

Rumah Gadang Minangkabau yang lahir dari filosofi alam dan falasafah hidup alam takambang jadi guru menunjukkan keterikatan yang tidak dapat dipisahkan. Falsafah ini bukan hanya sebuah falsafah tetapi suatu hal yang nyata ada di masayarakat Minangkabau. Hal ini juga didukung adanya kehadiran rumah gadang yang didukung adanya kondisi alam yang indah pada pematang sawah, peternakan, budi daya perikanan di kolam-kolam. Selain itu, situasi alam yang berbukit-bukit, lembah, ngarai, aliran air yang tiada henti memberikan cerminan masyarakat Minangkabau yang sangat dekat dengan alam.

Keindahan dan kemegahan bangunan Rumah Gadang Minangkabau pun tidak dapat dilepaskan dari arsitektur pertama rumah adat Minangkabau, yaitu seorang Cerdik Pandai Minangkabau yang bernama Datuk Tan Tejo Gerhano. Datuk Tan tejo Gerhano dimakamkan di Kabupaten Tanah Datar dan makamnya dikenal dengan kuburan panjang yang memiliki keunikan. Diceritakan setiap kali diukur panjang makamnya berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun