Mohon tunggu...
Yosi Prastiwi
Yosi Prastiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga

Hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balada Sendok Emas

26 Agustus 2022   15:31 Diperbarui: 27 Agustus 2022   05:37 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyuka Drama Korea (drakor) tentu tak asing dengan ungkapan 'lahir dengan sendok emas di mulut' untuk menggambarkan anak yang lahir dengan previledge. Kemewahan tersendiri.

Dulu ungkapan ini menggambarkan anak lahir dari keluarga kerajaan. Hari ini didefinisikan lahir dari keluarga keluarga bisnis kaya raya.

Di Indonesia, ungkapan ini bisa jadi berlaku untuk anak yang terlahir dari keluarga istana. Anaknya mantan presiden, biasanya punya karir politik lebih cepat dibanding kader binaan parpol yang gagal nyaleg berkali-kali.

***

Sebab ungkapan ini, Korea Selatan sampai bikin teori Kelas Sendok di tahun 2015. Masyarakat Korsel dibagi berdasarkan aset kekayaan yang dimiliki orangtua mereka.

Ada berbagai macam kelas sendok didalamnya. Dari sendok berlian yang jumlahnya diklaim 0,1% (menurut Wikipedia) sampai sebagian besar penduduk Korsel yang menyandang kelas sendok kotoran. Golongan terakhir ini tidak memiliki akses hidup layak (versi Korea) sekalipun mereka kerja keras bagai kuda tiap harinya. Kelas sendok emas sendiri berjumlah sekitar 1% dari populasi teratas.

Film Parasite 2019. Sumber: atthemovies.uk
Film Parasite 2019. Sumber: atthemovies.uk

Situasi kelas sendok di Korsel ini pernah dikritik melalui film Parasite-yang memenangkan 55 penghargaan dari 57 festival film yang diikuti. Parasite menggambarkan kesenjangan keluarga sendok emas dan sendok kotoran dengan berbagai intrik penipuan di dalamnya.

***

Islam sendiri sebagai agama yang mencangkup segala aspek kehidupan sampai jadi gagasan profil pelajar pancasila poin pertama, bahkan membahas sendok emas ini jauh-jauh hari.

Profil pelajar pancasila yang selaras dengan nilai islam. Diolah dari Kemendikbud.
Profil pelajar pancasila yang selaras dengan nilai islam. Diolah dari Kemendikbud.

Sekalipun sugih melintir terlahir dengan sendok emas di mulut, harta benda enggak habis sampai tujuh turunan dan delapan tikungan, umat muslim punya ketentuan terkait menggunakan perkakas makan berbahan emas dan perak.

Ulama bersepakat melarang makan dan minum menggunakan emas dan perak.

Janganlah kamu minum dengan gelas (yang terbuat) dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak, karena sesungguhnya yang seperti itu adalah untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan buat kamu di akhirat. [Muttafaq 'alaihi]

Sebagai muslim, aku tentu manut aturan ini. Cukupilah diri dengan makan dan minum disuapi (e)mas bojo aja. Perkara disuapinnya menggunakan sendok atau tangan, biarlah jadi pilihan saja.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun