Kedua, kondisi tidak sadar akibat teler membuat seseorang tidak bisa membela diri dari hukuman penjara seumur hidup.
Sampai episode 8 pun Hyun So bilang kalau ia tidak yakin apakah ia membunuh Guk Hwa atau tidak. Enggak sadar. Lha, orang teler mana ingat.
Tiga, Guk Hwa mati dalam kondisi mabuk. Ia dibunuh saat tidak sadar.Â
Percayalah, narkotika dan alkohol enggak ada baik-baiknya. Kecuali menginspirasi jalan cerita dan menaikan rating drakor ini.
4. Kekerasan Pada Pelaku Kejahatan Seksual di Penjara Bukanlah Rumor
Di Indonesia, konon pelaku kejahatan seksual mendapat 'ospek' di lapas. Pelaku kejahatan seksual dianggap ini kasta terendah yang boleh diperlakukan kasar. Â
Hal ini pula yang ditayangkan dalam penjara tempat Hyun So tinggal selama menunggu keputusan hukum. Meski statusnya tersangka dan belum ada keputusan pengadilan padanya, sikap diskriminatif muncul dari penghuni penjara lain. Mulai dari verbal berbentuk sindiran dan ancaman hingga fisik berupa penindasan.
Herannya, petugas penjaga tutup mata dengan sikap diskriminatif ini. Pelaku kejahatan seksual seolah layak mendapat balasan sikap buruk dari siapapun.
Ditambah kehadiran Do Ji Tae (Kim Sung Hyun)-salah satu preman di penjara- yang mem-back up Hyun So membuat penonton makin gamang atas kebenaran kasus ini.
Gimana kalau Hyun So beneran memperkosa dan membunuh Guk Hwa? Ganteng-ganteng kok jahat tho Le.
Padahal detektif Park (Kim Hong Pa), dengan pengalaman 30 tahun bekerja, sudah mengingatkan agar penonton tidak tertipu wajah ganteng So Hyun.