Kembali belajar? Yang benar saja. Sejak kapan kita berhenti belajar? Apa setahun terakhir mode on rebahan mengubah kita jadi tak pernah belajar? Atau mungkin kita tak benar- benar mengaktifkan fitur rebahan. Hatta lebih banyak di rumah saja.
Saya justru menemukan orang-orang makin kreatif selama pandemi. Kreatif bekerja dengan membuka usaha kecil. Melakukan hobi kreatif dengan menambah skill. Sampai kreatif membuat life hack ala pelajar saat ujian online. Kreatifitas ini bukankah lahir dari proses belajar juga?
Kata ajar sebagai kata dasar dari belajar merupakan kata benda. Artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Kata iki kerap digunakan berlawanan dalam peribahasa lama; berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Maksudnya ilmu yang dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah.
Kita kerap terjebak mendefinisikan belajar secara terbatas. Pada produk sekolah, belajar membutuhkan ruang, waktu, materi yang harus dikuasai, dan kehadiran guru. Terakhir sertifikat atau ijazah sebagai bukti ketercapaian standar dan penguasaan materi.
Kalau hari ini kita kembali belajar? Kemarin dulu kita ngapain aja? Padahal belajar bukan hanya milik anak sekolah, anak kuliahan atau anak yang mengikuti kursus demikian. Kita, merdeka belajar kan?Â
Jika setahun terakhir kita belum belajar apapun, tidak ada salahnya kita mulai 2021 dengan taubat berjamaah. Eman-eman kalau 365 hari kemarin kita tidak mendapat insight apapun. Orang bijak bilang, belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik.
Ke mana kita akan kembali belajar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H