Demak merupakan kesultanan islam pertama di pulau jawa. Kesultanan demak didirikan oleh Raden Fatah tidak lama setelah Kerajaan Majapahit runtuh. Ia dikenal sebagai putra dari raja majapahit penghabisan yaitu Brawijaya V dan ibunya yang berasal dari champa yang telah menganut agama Islam bukan dari keluarga bangsawan, sehingga ia diasingkan ke Palembang sejak dalam kandungan dan tidak dianggap. Raden Patah lahir di Palembang Ia dibesarkan di istana Adipati Palembang. Raden Patah dididik secara Islam, Raden Patah memperoleh Pendidikan yang memiliki latarbelakang kebangsawanan dan politik. Babad Tanah Jawi menyebutkan Raden Patah menolak untuk menjadi Bupati Palembang yang akan menggantikan Arya Damar, sehingga Raden Patah kabur dari Palembang ke pulau Jawa yang ditemani oleh adik Tirinya yaitu Raden husen. Setibanya di Jawa Raden Patah mendalami Agama Islam kepada Raden Rahamat (Sunan Ampel) Bersama pemuda lainnya seperti Raden Paku (Sunan Giri), Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat) sedangkan Raden Kusen memilih untuk mengabdi ke Majapahit.
Setelah masa belajar Agama Islamnya berakhir Raden Patah dinikahkan dengan cucu Perempuan Sunan Ampel  yaitu Nyai Ageng Malaka, setelah Raden Patah dan Nyai Ageng Malaka menikah mereka diutus untuk berangkat menyebarkan agama Islam di Glagahwangi atau Bintara. Raden Patah dan istrinya membuat pemukiman muslim di Bintara dengan mendirikan pondok pesantren pada tahun 1475 M sebagai tempat kegiatan dakwah yang merupakan cikal bakal Kerajaan Demak. Seiring berjalannya waktu, pondok pesantren yang telah didirikan Raden Patah menarik perhatian berbagai Masyarakat daerah hingga santrinya pada saat itu mencapai 2000an santri.
Di Bintara Raden Patah memimpin dengan sangat bijaksana, perlahan-lahan, daerah tersebut menjadi pusat keramaian dan perniagaan , semakin lama negri tersebut semakin maju. Melihat perkembangan tersebut para walipun berniat mendirikan sebuah Masjid besar sebagai pusat pengkajian di Jawa, menurut legenda masjid Demak didiriakan oleh Wali Songo secara Bersama-sama dalam waktu satu malam, Babad Demak menunjukkan bahwa masjid Demak didirikan pada tahu 1477. Keberhasilan Raden Patah dalam memimpin wilayah Bintara terdengar oleh Raja Karta Bumi Brawijaya V. Untuk mengapresiasi keberhasilannya, Brawijaya V ingin mengangkat Raden Fatah menjadi Adipati Anom Bintara Demak pada tahun 1477 M, pada tahun 1478 kerajaan Majapahit Runtuh, dan didirikan Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dengan nama Kesultanan Demak. Di bawah kepemimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo sepakat mengangkat Raden Fatah sebagai Raja Demak pertama sekaligus sultan Islam pertama di Jawa yang bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidina Panatagama. Â Kerajaan ini berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke seluruh Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Selain itu, Kesultanan Demak juga berhasil menguasai jalur perdagangan di Nusantara.Kesultanan Demak juga berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Tanah Jawa. Raden Patah sendiri adalah seorang muslim yang taat. Ia memerintahkan para ulama untuk menyebarkan agama Islam di seluruh wilayah kekuasaannya.
Para sejarawan umumnya mengatakan bahwa kebangkitan Islam di Jawa bertepatan dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Munculnya Kesultanan Demak menjadi awal dari transformasi besar-besaran menuju Islam sebagai agama utama di pulau ini. Sebelum berdirinya Kesultanan Demak, di Jawa telah berkembang beberapa bandar nianga Islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, tetapi bandar niaga ini masih berada di bawah kekuasaan Majapahit. Demak memiliki lingkungan alam yang subur terletak di pesisir Pantai utara pulau jawa, sebuah kampung bernama gelagah wangi yang berdasarkan sejarahnya dijadikan tempat permukiman muslim atas petunjuk seorang wali bernama sunan Ampel di bawah pimpinan Raden Patah.
Raden Fatah adalah salah satu murid sunan kudus, Ketika diangkat menjadi sultan demak suanan kudus yang selalu mendampinginya. Pada masa pemerintahannya Raden Fatah menerapkan hukum islam dalam berbagai aspek kehidupan, membangun Angkatan perang kesultanan demak untuk mewujudkan cita-cita menyebarkan agama islam yang telah dirintis oleh wali songo, dan Raden Fatah juga berusaha menguasai jalur perdagangan penting di kepulauan Nusantara dengan mengutus anaknya yaitu Adipati Unus.
Penyebaran agama Islam di Tanah Jawa dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui pendidikan, dakwah, dan perdagangan. Para ulama yang dikirim oleh Kesultanan Demak berhasil menyebarkan agama Islam ke berbagai wilayah di Jawa, termasuk ke wilayah pedalaman yang sebelumnya masih menganut agama Hindu-Buddha. Penyebaran agama Islam oleh Kesultanan Demak membawa pengaruh besar bagi perkembangan agama Islam di Tanah Jawa. Pada abad ke-16, agama Islam telah menjadi agama mayoritas di Tanah Jawa.
Peran Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Tanah Jawa ialah Mendirikan lembaga pendidikan Islam  untuk mencetak ulama dan da'i.Kesultanan Demak juga mengirimkan para ulama untuk menyebarkan agama Islam ke berbagai wilayah di Jawa. Para ulama ini melakukan dakwah secara langsung kepada masyarakat. Dakwah dilakukan dengan cara menyampaikan ajaran Islam secara lisan maupun tulisan.
Para ulama yang dikirim oleh Kesultanan Demak seperti Sunan Ampel, yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Timur. Sunan Giri, yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.Sunan Kalijaga, yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Para ulama ini menggunakan berbagai metode dakwah yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Misalnya, Sunan Ampel menggunakan metode dakwah yang bersifat kultural, sedangkan Sunan Kalijaga menggunakan metode dakwah yang bersifat persuasif.
Para pedagang yang berasal dari Kesultanan Demak juga turut menyebarkan agama Islam. Para pedagang ini melakukan dakwah kepada masyarakat di tempat-tempat yang mereka kunjungi.Para pedagang ini memanfaatkan kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat. Mereka tidak hanya berdagang, tetapi juga menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat.Dengan tersebut, Kesultanan Demak telah membuka lembaran sejarah baru bagi perkembangan agama Islam di Tanah Jawa. Agama Islam yang sebelumnya hanya dianut oleh sebagian kecil masyarakat, menjadi agama mayoritas di Tanah Jawa.
Penyebaran agama Islam oleh Kesultanan Demak membawa dampak yang besar bagi perkembangan masyarakat Jawa. Dampak tersebut seperti, Penyebaran agama Islam menyebabkan perubahan sistem kepercayaan masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa yang sebelumnya menganut agama Hindu-Buddha, beralih menjadi penganut agama Islam. Penyebaran agama Islam juga menyebabkan perubahan budaya masyarakat Jawa. Budaya Islam mulai bercampur dengan budaya Jawa.Penyebaran agama Islam mendorong perkembangan peradaban di Jawa. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa mulai mengembangkan berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pendidikan, perdagangan, dan seni.Kesultanan Demak merupakan kerajaan yang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Tanah Jawa. Kerajaan ini telah membuka lembaran sejarah baru bagi perkembangan masyarakat Jawa.
Peninggalan Kesultanan Demak adalah Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa, didirikan Wali Sembilan atau Wali Songo. Struktur bangunan masjid memiliki nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Memiliki bentuk yang megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa. Dan sekarang Masjid Agung Demak dijadikan sebagai tempat ibadah dan ziarah.
Peninggalan kesultan Demak yang masih tersimpan di Museum Masjid Agung meliputi:
- Soko Majapahit merupakan tiang yang berjumlah 8 buah yang terletak di serambi Masjid
- Pawestren, merupakan bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jama'ah wanita.
- Surya Majapahit, merupakan gambar hiasan segi 8, gambar ini merupakan lambang Kerajaan Majapahit.
- Maksurah, merupakan artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilai estetika unik dan indah yang didalamnya berukirkan tulisan arab yang intinya memulyakan ke-Esa-an Tuhan Allah SWT.
- Pintu Bledeg, pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H