Mohon tunggu...
Yosi Nengsih
Yosi Nengsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mengatasi Implusif Buying Agar Keuangan Tetap Sehat

28 Juni 2024   01:39 Diperbarui: 28 Juni 2024   04:28 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi sebagian orang, berbelanja merupakan aktivitas yang menyenangkan. Dengan berbelanja, seseorang dapat  memilih   dan   memiliki barang-barang yang  mereka butuhkan  maupun inginkan,dari hal tersebut  dapat  membuat  munculnya  pembelian impulsif. (Wulandari & Adiba, 2018 )

Pembelian impulsif  sering kali  terkait  dengan  kepuasan  atau perasaan emosional. Hal ini terjadi saat konsumen  merasa  ingin membeli  sesuatu  secara tiba-tiba karena dorongan kuat. Dorongan ini bisa terjadi karena motivasi untuk  mendapatkan kepuasan emosional   dari   barang   yang   dibeli, yang  dapat  menyebabkan  perasaan  bingung  atau konflik emosional. (Yahmini, 2020)

Impulsif buying atau belanja impulsif merupakan salah satu masalah keuangan yang umum dihadapi oleh banyak orang. Belanja impulsif terjadi ketika seseorang membeli barang-barang tanpa perencanaan sebelumnya, sering kali didorong oleh emosi atau godaan sesaat. Kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan keuangan, karena pengeluaran yang tidak terkendali bisa menguras tabungan dan bisa juga mengakibatkan hutang dimana mana. Berikut ini beberapa cara mengatasi implusif buying agar keuangan tetap sehat.

1. Membuat Anggaran Belanja Bulanan

Membuat anggaran belanja bulanan merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk mengendalikan impulsif buying. Menurut Investopedia, memiliki anggaran yang jelas membantu kamu untuk melacak pengeluaran dan memastikan bahwa kamu tidak menghabiskan lebih dari yang kamu miliki . Tentukan batas pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, hiburan, dan tabungan. Dengan anggaran yang ketat, akan membuat kamu lebih bijak dalam memutuskan apakah suatu pembelian benar-benar diperlukan.

2. Menunda Pembelian

Jika kamu merasa tergoda untuk membeli sesuatu secara impulsif, cobalah untuk menunda pembelian tersebut selama 24 jam. Menurut Psychology Today, menunda keputusan pembelian bisa membantu mengurangi impulsivitas karena memberikan waktu bagi otak untuk berpikir rasional . Sering kali, setelah menunggu beberapa waktu, kamu akan menyadari bahwa barang tersebut tidak begitu penting atau keinginan untuk membelinya sudah hilang.

3. Membuat Daftar Belanja

Sebelum berbelanja, buatlah daftar barang-barang yang memang kamu butuhkan. Daftar belanja ini akan membantu kamu tetap fokus dan menghindari godaan untuk membeli barang-barang yang tidak penting. Membuat daftar belanja merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah belanja impulsif karena kamu akan lebih cenderung mengikuti rencana yang telah dibuat .

4. Meggunakan Metode Pembayaran yang Bijak

Menggunakan metode pembayaran yang bijak juga dapat membantu kamu mengurangi impulsif buying. Menggunakan uang tunai atau kartu debit lebih efektif dalam mengontrol pengeluaran dibandingkan dengan kartu kredit . Karena dengan uang tunai atau kartu debit, kamu hanya bisa membelanjakan uang yang ada, sehingga lebih mudah untuk mengendalikan pengeluaran.

5. Gunakan Aplikasi Pengelola Keuangan

Manfaatkan aplikasi pengelola keuangan untuk melacak pengeluaran kamu secara detail. Aplikasi ini bisa membantu kamu melihat seberapa banyak uang yang telah kamu habiskan untuk belanja dan mengidentifikasi area di mana kamu bisa mengurangi pengeluaran. Menurut TechRadar, aplikasi pengelola keuangan seperti Mint atau YNAB bisa sangat membantu dalam menjaga kesehatan keuangan dan menghindari belanja impulsif.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu bisa mengendalikan kebiasaan impulsif buying dan menjaga kesehatan keuangan. Ingatlah bahwa kunci utama adalah disiplin dan kesadaran diri dalam setiap keputusan belanja yang di buat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun