Mohon tunggu...
Yosia Solaiman
Yosia Solaiman Mohon Tunggu... Lainnya - MARKETING

" Jika Ingin Mengenal Isi Dunia, MEMBACALAH !, Jika ingin Dunia Mengenalmu, MENULISLAH ! "

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi yang Sadis

8 Maret 2024   07:45 Diperbarui: 8 Maret 2024   07:54 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saya masih ingat, sekitar 4 tahun yang lalu, ada sebuah kisah mengenai pembunuhan seorang anak kecil berusia 5 tahun oleh seorang remaja putri, yang berusia 15 tahun, dimana selanjutnya mayat korban disimpan dalam sebuah lemari.

Kasus ini diberitakan secara luas di beberapa media nasional terpercaya dan terkemuka, karena kisahnya yang aneh dan nyeleneh.

Dalam kasus ini, ketika si pelaku menyerahkan diri ke pihak berwajib dan diperiksa, si pelaku mengatakan tidak ada penyesalan, bahkan ia merasa puas dengan kejahatan yang dilakukannya.

Penyelidikan lebih jauh, menunjukkan bahwa pelaku mengakui bahwa ia terinspirasi dengan beberapa film horor untuk melakukan perbuatan sadisnya tersebut.

Bahkan sebelum peristiwa pembunuhan tersebut dilakukan, jika kondisi emosinya sedang tidak stabil, pelaku diketahui sering menyiksa binatang, seperti menusuk - nusuk kodok dengan garpu atau melempar kucing peliharaannya dari lantai 2 tempat tinggalnya.

Seorang ahli memberikan pendapatnya,  bahwa tayangan film meskipun sedikit,  tapi hal itu sudah bisa berpengaruh banyak pada perilaku seseorang. Sehingga ketika seseorang menonton sebuah film yang isinya berbagai hal -- hal sadis dan pembunuhan, bisa jadi akan mempengaruhi kondisi kejiwaan dan mental penontonnya.

Kembali lagi ke cerita tadi, jelas apa yang dilakukan oleh remaja putri tersebut, tentu sangat mengenaskan dan memprihatinkan.

Namun, realitanya itulah yang memang terjadi.

Jadi memang diperlukan upaya lebih dari kita semua, tentunya agar selektif dan berhati -- hati dalam memilih sebuah tontonan.

Sebuah nasihat bagus yang tercatat dalam salah satu buku paling "Best Seller / laris" di dunia, sangatlah cocok jika diterapkan pada situasi ini. Nasihat tersebut mengatakan bahwa pergaulan yang buruk, akan merusakkan kebiasaan yang baik.
Sama seperti itu, menonton sebuah film yang penuh adegan sadis dan pembunuhan akan menjadi suatu "pergaulan buruk" bagi seseorang. Apalagi jika seseorang tersebut memiliki emosi yang labil atau ada kelainan kondisi kejiwaan, ini malahan bisa menginspirasi dia untuk meniru dan mempraktekannya di dalam kehidupan nyata !

Waspadalah terhadap keluarga kita, jika memiliki anak, keponakan, saudara, sepupu, teman, sahabat, famili atau kenalan yang memiliki perilaku "aneh" dan ia suka membaca atau menonton hal -- hal yang berbau sadis, hendaknya kita mulai peduli dan segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi hal -- hal negatifnya.
Paling tidak kita harus lebih peduli dan "care" dengan situasi di sekitar kita.

Jika ada hal buruk seperti itu segeralah berikan peringatan atau kalau perlu melapor ke pihak berwenang atau terkait.
Bayangkan jika banyak sesama manusia di lingkungan sekitar yang terkena pengaruh dari pergaulan buruk seperti itu, tentu akan "menyeramkan" bukan? Maka sejak kini harus diantisipasi, agar "pergaulan buruk" bisa dihindarkan sejak dini, sehingga akan tercipta masyarakat yang sehat dan penuh kasih pada sesama. Bukan penuh "kebencian atau kesadisan" pada sesama....
Sekali lagi, "Pergaulan yang Buruk akan merusakkan kebiasaan yang Baik"

Inspirasi Story by: Marcia Sheva

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun