Saya coba googling di salah satu situs www.panditfootball.com, di jelaskan (saya rangkum secara singkat), bahwa "handsball" ada dua macam yaitu handsball aktif dan pasif, aktif berarti tangan pemain sengaja memegang bola, dan harus dihukum, sedangkan pasif, tangan pemain tidak sengaja terkena bola karena pantulan atau tendangan, dan tidak harus di hukum, karena tidak sengaja. Seperti wasit terkena tendangan bola dari pemain secara tidak sengaja, sang pemain tidak perlu dihukum.
Hal tersebut, memang menyakitkan, namun dengan "sportifitas" yang tinggi, para pemain Kroatia, mau menerima hasil yang menyakitkan tersebut.
Saat pemain Prancis mendapat gelar juaranya, terlihat pemain Kroatia juga memberikan salam, plus ketika prosesi penyerahan Piala dilakukan, mereka tetap di lapangan menyaksikan hal tersebut, walau wajah - wajah sedih terpancar di para pemain Kroatia.
Presiden Kroatia pun, dengan lapang hati menerima hasil tersebut, ketika ikut dalam prosesi pengalungan medali, para pemain Prancis pun ia berikan salam dan pelukan hangat dari "seorang ibu" kepada anak - anaknya.
Sungguh ini adalah pertunjukkan "jiwa sportivitas", yang nyata dan luar biasa dari para pemain dan ibu Presiden Kroatia, yang mana, semoga, ini bisa menginspirasi kita dalam menjalani kehidupan ini.
Walau dirugikan karena keputusan yang ada, sepanjang hal itu bisa menjaga perdamaian dan ketertiban dalam masyarakat dan tidak membahayakan kehidupan kita sekalian, tidak ada salahnya kita secara sportif menerima keputusan yang sebenarnya tidak adil.
Bukankah seperti sebuah kata bijak mengatakan bahwa Kasih menutupi banyak pelanggaran?
Maka tiada yang salah, jika mulai sekarang, kita berupaya untuk memiliki jiwa sportif dalam menjalani "pertandingan di arena kehidupan" ini.
Apalagi jika anda saat Final kemarin memfavoritkan Kroatia, hendaknya kisah kehebatan mereka bisa menginspirasi anda semua....
"Kroatia memang tidak meraih gelar juara Piala Dunia 2018, namun mereka memiliki gelar "sportifitas" yang abadi dalam diri mereka, dan kisah ini akan diceritakan secara turun menurun, menjadi suatu kisah legenda yang menginspirasi"
@ TPR, 170718, YS