Mohon tunggu...
Yosia Solaiman
Yosia Solaiman Mohon Tunggu... Lainnya - MARKETING

" Jika Ingin Mengenal Isi Dunia, MEMBACALAH !, Jika ingin Dunia Mengenalmu, MENULISLAH ! "

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Trip ke Sukamara

13 Mei 2014   17:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu lalu, tanggal 5 Mei 2014, karena urusan kerjaan, saya mengadakan perjalanan darat menuju kota Sukamara, ibukota Kab. Sukamara. Kabupaten Sukamara, merupakan salah satu Kabupaten baru di provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Menurut info dari relasi bisnis yang kami temui di Sukamara, Bp. Herry, kabupaten Sukamara dimekarkan dari Kab. Kotawaringin Barat (Kobar), dengan ibukota Pangkalan Bun, sejak tahun 2003. Kabupaten Sukamara terletak di ujung Kalteng dan berbatasan langsung dengan Kab. Ketapang di Kalimantan Barat (Kalbar).

Jika di lihat di peta, Sukamara terletak di ujung sebelah kiri bawah provinsi Kalteng. Kedua kabupaten tersebut, dipisahkan oleh sebuah sungai, dan dari pihak Sukamara sudah menyelesaikan jembatan dan jalan di pihak mereka, hanya saja di pihak Kab. Ketapang yang belum menyelesaikan akses di pihak mereka sekitar 5 Km an. Sayang ya.... Di ujung utara, Kab. Sukamara memiliki pantai, namanya Pantai Lunci, yang berjarak sekitar 75 Km dari kota Sukamara, konon pantainya masih alami dan bersih, saat itu, hati ini pengen banget ke pantai tersebut, namun karena waktu tidak mengijinkan maka kunjungan itu di tunda dulu. Kelak jika ke sana lagi, pasti akan saya kunjungi....

Kota Sukamara, menurut saya, sangat-sangat alami, sebagai kota baru, kondisi jalanan nya masih lengang dan masih baru, gedung-gedung perkantorannya masih baru-baru dan luas-luas, karena kota yang masih baru, maka semuanya sudah di siapkan infrastrukturnya dan tertata rapi. Di sudut-sudut kota banyak terdapat taman-taman untuk tempat warganya bersantai dan bersosialisasi dengan keluarga dan sahabat....benar-benar friendly city.... Dan kondisi jalanan adalah sudah di bagi dua, dipisahkan oleh jalur hijau, dan dipinggir jalan terdapat trotoar-trotoar yang lebar dan hijau.

Sebagai ibukota kabupaten baru, kepadatan penduduk di Sukamara masih rendah, jumlah penduduk sekitar 44,000 an orang (data dari Wikipedia), hal inilah yang sebabkan kota yang beberapa kali meraih penghargaan Adipura ini, masih terasa lengang. Namun pertumbuhan kota ini sangat pesat, diperkirakan pendatang terus masuk dan 5 - 10 tahun lagi, pasti akan maju pesat.... Menurut pak Herry, kota ini sangat 'welcome' terhadap pendatang, itulah yang sebabkan perkembangannya sangat cepat. Seperti ciri kota-kota umumnya di Kalimantan, Sukamara pun terletak di tepi sungai besar, pemandangannya sungguh indah di saat senja dan pagi hari, dan yang menakjubkan walau di tepi sungai dan hujan deras, tidak pernah kebanjiran !!!! Hanya memang, menuju ke Sukamara, diperlukan kesabaran dan ketelatenan dan kewaspadaan.

Kebetulan, rute yang saya pilih adalah jalan darat, karena lokasi domisili saya di Banjarbaru (40 km dari Banjarmasin, ibukota Prov. Kalimantan Selatan). Pada hari Senin, kami berangkat dari Banjarmasin pukul 12.00 siang, setelah menempuh sekitar 5 jam perjalanan, kami tiba di Palangkaraya (ibukota Prov. Kalteng), di sini, kami berhenti sejenak untuk mengisi bensin, selanjutnya perjalanan di lanjutkan kembali menuju pemberhentian malam tersebut, ke Sampit, ibukota Kab. Kotawaringin Timur (Kotim). Karena sempat di dera hujan, perjalanan Palangkaraya - Sampit, kami tempuh sekitar 4,5 jam, dan ada beberapa daerah yang jalannya rusak dan menyempit.

Di Sampit, kami menginap di sebuah penginapan khusus sales yang cukup bersih dan nyaman, full AC dan TV kabel, walaupun toilet nya di luar, semalam taripnya adalah Rp. 110,000,-, penginapan tersebut bernama Penginapan Rejeki dan terletak di tengah kota Sampit. Keesokan harinya setelah menyantap sarapan yang di sediakan oleh penginapan berupa nasi kuning khas Banjar plus bumbu merah dan sebutir telur itik, kami lanjutkan perjalanan dengan tujuan akhir ke Sukamara. Kami berangkat tepat pukul 8 pagi, dan setelah menjalani perjalanan selama sekitar 12 jam, pukul 6 sore akhirnya kami tiba di Sukamara, setelah menempuh perjalanan yang menakjubkan.

1399976283544747879
1399976283544747879

Mengapa kami katakan menakjubkan? Karena rutenya sangat unik, sebagai sebuah kota, perjalanan menuju ke kota Sukamara, sempat membuat saya beberapa kali mengira salah jalan, karena ada beberapa kali jalanan yang kami lalui adalah jalan melalui jalan desa yang berpasir ataupun berbatu dan berlumpur. "Benarkah, ini jalan menuju ke suatu kota? Apakah saya ngga salah jalan?" Pertanyaan seperti itu sering muncul, dan untuk memastikannya, saya meminta tolong kawan seperjalanan saya untuk sering bertanya kepada penduduk sekitar jika ada persimpangan yang tidak jelas penunjuk arahnya. Dari Sampit arah menuju ke Pangkalan Lada (40 km sebelum Pangkalan Bun), sekitar 5 - 6 jam perjalanan, ada persimpangan namanya, Simpang Runtu, langsung belok kanan, dari Simpang Runtu hingga tepat tiba di Sukamara memakan waktu sekitar 5 - 6 jam.

Dari 5 - 6 jam perjalanan, sekitar 1,5 - 2 jam, harus esktra sabar, karena jalanan nya rusak. Namun walau rusak, masih tetep bisa dilalui.... Jika tidak mau capek menuju ke Sukamara, bisa saja naik pesawat menuju Pangkalan Bun, dan dari Pangkalan Bun ke Sukamara bisa di capai lewat jalan darat sekitar 2,5 jam (namun jika musim hujan, jalannya rusak berat berlumpur, dan hanya bisa dilalui secara aman oleh kendaraan yang memiliki penggerak 4 roda). Jika kendaraan nya tidak memiliki penggerak 4 roda sebaiknya melewati jalur Simpang Runtuh, sekitar 5-6 jam an.

Petualangan kali itu benar-benar luar biasa, bisa merasakan perjalanan darat menuju ke suatu kota yang masih baru dan alami suasananya. Hanya saja, untuk pembelian BBM jenis bensin dan solar, masih belum ada, SPBU, yang ada adalah pangkalan BBM milik perorangan, dimana bensin premium dijual dengan harga Rp. 8,000,- / liter. Selama menginap semalam di kota Sukamara, saya menginap di Losmen Habibina. Penginapan di Sukamara jumlahnya masih sedikit, sehingga saya bisa mendapatkan kamar di Losmen Habibina adalah hal yang bagus, semalam cuma Rp. 110,000,- dan fasilitas AC, TV kabel, dan toilet dalam, hanya tidak ada sarapan. Namun itu tidak masalah, karena saat pagi, banyak warung yang buka jual nasi kuning lauk telur kuah merah yang dijual dengan harga Rp. 9,000,- / bungkus. Dan suasana kamar di losmen tersebut, sangat bersih dan tidak jorok.... Pengalaman perjalanan ini benar-benar luar biasa menurutku,dan kelak saya akan kembali ke kota itu, untuk mendatangi pantai Lunci....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun