Inflasi mempengaruhi pergerakan IHSG dengan mengurangi minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan go public yang listing di Bursa Efek Indonesia. Meningkatnya inflasi merupakan sinyal yang relative buruk bagi investor pasar modal. Inflasi yang tinggi akan meningkatkan biaya operasional perusahaan yang kemudian akan mengurangi profit perusahaan. Akibatnya profit yang diperoleh dijadikan modal cadangan (laba ditahan) oleh perusahaan, sehingga dividen yang dibagikan kepada investor pun berkurang bahkan tidak dibagikan.
Selain inflasi dan suku bunga faktor makroekonomi berikutnya yang mempengaruhi IHSG adalah nilai tukar mata uang atau lebih sering disebut kurs. Perubahan nilai kurs akan membuat gejolak dalam investasi pasar modal. Melemahnya rupiah terhadap mata uang asing membuat peningkatan biaya produksi dengan bahan baku impor. Perusahaan yang berorientasi pada ekspor impor biasanya bertransaksi dalam mata uang Dollar AS (USD). Jadi apabila rupiah mengalami depresiasi otomatis akan meningkatkan biaya produksi. Hal ini akan berdampak pada penurunan profit perusahaan. Akibatnya akan berpengaruh pada berkurangnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H