Mohon tunggu...
Yosia San elsas
Yosia San elsas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang, S1 Ekonomi Pembangunan

Saya ada seorang introvert dengan hoby musik, menulis dan bermain videi game, saya juga sangat menyukai hal hal berbau vintage. Saya aktif di pergerakan mahasiswa khusus berkaitan kebijakan kampus dan kesejahteraan mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

IHSG dan Saham yang Terombang-Ambing Pandemic Covid-19, Apa yang Terjadi di Pasar Modal Indonesia?

27 November 2023   00:55 Diperbarui: 27 November 2023   00:57 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makro ekonomi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi IHSG pada tahun itu, seperti volume perdagangan saham, nilai tukar, dan suku bunga. Adapun faktor ini menjadi salah satu hal terpenting, mengingat kondisi inflasi dan suku bunga di Indonesia sangat fluktuatif dan cenderung tinggi, sehingga akan mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan modalnya. Hal ini mungkin terjadi pada tahun-tahun sebelum Covid-19 sehingga nilai IHSG cukup tinggi pada masa itu.

IHSG dan investasi pada saat covid masa Covid-19

ihsg-6563850812d50f5db6350b73.png
ihsg-6563850812d50f5db6350b73.png

Sumber: https://ihsg-idx.comPada gambar tabel di atas menunjukan, IHSG dari tahun sebelum Covid-19 yang masih berfluktuasi, namun pada saat Covid-19 menyerang Indonesia, grafik IHSG langsung menurun tajam hingga ke level 3000. Hal ini dipengaruhi dengan faktor makroekonomi yang mengalami perubahan untuk menahan pandemic Covid-19. Misalnya saja inflasi yang terjadi karena barang-barang kebutuhan sehari-hari yang semakin langka dan sulit diproduksi mengakibatkan terjadi perubahan pada IHSG dan saham secara langsung. Hal ini juga berdampak pada nilai kurs yang meningkat, karena kegiatan ekspor impor yang tersendat karena PSBB dan karantina pada masa Covid-19.

Secara konkrit, yaitu pada 24 Maret 2020 IHSG sudah menyentuh level 3.937. Padahal di awal tahun IHSG berada di level 6.300-an. Turun begitu jauh. Dari data tersebut, dapat kita ketahui banyak saham yang tumbang.

IHSG dan investasi setelah masa Covid-19

Covid-19 mulai dapat ditangani dan pulih setelah banyak kebijakan pemerintah seperti PSBB, karantina hingga vaksinasi sudah berjalan. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, di acara CEO Networking 2021, Selasa (16/11) menyebutkan "Pasar modal Indonesia telah pulih dan kembali mencatatkan rekor-rekor pertumbuhan baru baik dari segi perdagangan, pertumbuhan perusahaan tercatat serta investor"

Ia menyebutkan juga, IHSG dapat meraih posisi baru di level 6.691 pada 11 November 2021 diikuti dengan kapitalisasi pasar yang mencapai total Rp8.215 triliun. Selain itu, rata-rata nilai transaksi meningkat 45 persen menjadi Rp13,4 triliun per hari. Rata-rata frekuensi transaksi juga meningkat hingga sebanyak 91 persen menjadi 1,3 juta transaksi per hari. Kenaikan frekuensi ini diikuti pula dengan peningkatan volume transaksi sebesar 76 persen menjadi 20 miliar saham per hari.

Tren positif masih berlanjut hingga ke tahun berikutnya. Pertumbuhan IHSG pernah menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022. Sementara itu, kapitalisasi pasar per 28 Desember 2022 tercatat mencapai Rp 9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir 2021 yakni Rp 8.256 triliun. Frekuensi transaksi harian telah mencapai 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata-rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Penjelasan faktor makroekonomi yang pengaruhnya terhadap sikap investasi

Suku bunga sendiri berpengaruh terhadap pergerakan harga saham adalah suku bunga karena kenaikan tingkat bunga yang signifikan mengakibatkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena investor lebih memilih menyimpan uang di bank dibandingkan menginvestasikan uangnya pada pasar modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun