Di sebuah tempat di kota Tangerang yang ramai, terdapat seorang pemuda bernama Muhammad Rizky Fabian. Setiap pagi, dia melintasi jalan-jalan yang penuh dengan ke padatan dan kehidupan perkotaan. Gedung-gedung yang tinggi menjulang, kendaraan - kendaraan yang  bermacam-macam berlalu-lalang, dan suara keramaian dan kepadatan kendaraan  menjadi latar belakang kehidupannya. Namun pada suatu hari, Rizky menemukan sebuah kafe kecil yang tersembunyi yang terdapat di antara bangunan-bangunan tinggi. Kafe itu memiliki nama "Kopi Empat Mata", tempat yang tenang dan sangat nyaman di tengah hiruk-pikuk atau di tengah tengah kota. Di sana, Rizky bertemu dengan Maya, dia adalah seorang barista yang sangat baik atau ramah. Mereka pun mulai bertukar cerita tentang keindahan dari kota Tangerang yang penuh warna. Rizky menceritakan tentang sejarah dari kota ini, bagaimana Tangerang berkembang menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai. Dia bercerita tentang keseharian penduduknya yang beragam, yang mewakili berbagai macam - macam suku, agama, dan juga budaya. Maya, dengan senyumnya yang ramah, menggambarkan keindahan kota Tangerang ini melalui matanya yang cerah. Setiap hari, Rizky dan Maya saling bertemu di "Kopi Empat Mata". Mereka merencanakan petualangan di kota Tangerang, dengan cara mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Benteng Heritage Museum Benteng Heritage adalah museum peranakan Tionghoa pertama dan satu-satunya di Indonesia. Museum ini merupakan hasil restorasi sebuah bangunan berarsitektur tradisional Tionghoa dan Taman Kota. Rizky dan juga Maya pergi ke tempat di Kota Tangerang tempat itu bernama pasar lama mereka disana sangat menikmati tempat - tempat di pasar lama, di pasar lama ada banyak tempat makan yang menarik mulai dari tradisional sampai modern namun kekurangan di pasar lama adalah warga yang tidak kompak atau masih membuang sampah sembarangan. Mereka juga pergi ke tempat wisata bernama "Jembatan Kaca" sebenerannya ini hanya suatu jembatan tetapi ada yang menarik atau berbeda dari jembatan biasa karna jematan ini memiliki kaca yang bisa di injak sehingga banyak orang yang mengunjungi jembatan kaca, lalu mereka melihat sungai Cisadane sungai ini adalah sungai terpanjang di Kota Tangerang namun sayang sekali sungai ini kurang di jaga kebersihannya lalu masih ada dua tempat lagi yang mereka kunjungi yaitu Taman Makam Pahlawan ini adalah makam dari para pahlawan indonesia yang telah gugur dalam peperangan Lenkong dan mereka juga pergi ke Stadion Benteng dulu stadion ini adalah stadion yang sudah terbengkalai stadion itu adalah kandang dari sepak bola tangerang dan akhirnya stadion itu di renovasi dan sekarang stadion itu sudah sangat bagus dan banyak sekali di kunjungi orang - orang sekitar dan tempat terakhir yang mereka kunjungi adalah bandara soekarno hatta bandara ini adalah badara terbesar di indonesia bahkan termasuk bandara terbesar di asia tenggara. Dan setelah mengunjungi tempat itu semua mereka sangat senang karna masih diberi kesempatan untuk melihat semua tempat tempat wisata tersebut dan akhirnya mereka menjadi sahabat sejati. Kota inilah yang menjadi saksi dari perjalanan mereka yang telah menyimpan kenangan-kenangan manis di setiap tempatnya. Bahkan tidak hanya tentang tempat-tempat bersejarah, Rizky dan Maya juga menjelajahi kuliner khas Tangerang. Mereka mencoba soto Betawi yang lezat di warung kecil di pinggir jalan dan berbagi tawa saat mencicipi dodol Betawi yang manis. Setiap makanan menjadi jendela kebudayaan dan keberagaman kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H