Mohon tunggu...
Yoshua Nistel Rooy
Yoshua Nistel Rooy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kelautan FTK ITS 2022

Saya adalah Mahasiswa Teknik Kelautan FTK ITS 2022. Saya menyadari betapa pentingnya berpikir kritis untuk kemudian mengambil tindakan dalam kemajuan Indonesia, terutama kemajuan maritim Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sumber Daya Kelautan : Marine Sponge untuk Antikanker

12 Desember 2024   05:50 Diperbarui: 12 Desember 2024   06:01 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Marine Sponge (Sumber : Underwater360)

Tantangan dalam Pemanfaatan Marine Sponge

  1. Keterbatasan Akses dan Eksploitasi : Marine sponge hidup di lingkungan laut dalam yang sulit dijangkau, seperti dasar laut tropis atau subtropis. Proses eksplorasi dan pengumpulan organisme ini membutuhkan teknologi canggih dan biaya tinggi. Serta Eksploitasi besar-besaran marine sponge untuk produksi senyawa bioaktif dapat menyebabkan kerusakan ekosistem laut, mengingat spons merupakan bagian penting dari rantai ekologi.
  2. Produksi Senyawa dalam Jumlah Besar : Senyawa bioaktif seperti spongothymidine dan spongouridine sering kali ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Isolasi senyawa dari spons laut secara langsung kurang efisien dan sulit untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi. Serta Pengembangan produksi sintetik atau biosintetik senyawa ini membutuhkan penelitian panjang dan investasi signifikan.
  3. Keberlanjutan dan Konservasi : Marine sponge memiliki peran ekologis penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Eksploitasi berlebihan dapat mengganggu biodiversitas laut yang sudah terancam oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia seperti penangkapan ikan berlebih dan polusi.
  4. Resistensi Obat : Resistensi sel kanker terhadap Ara-C telah menjadi tantangan klinis yang serius. Resistensi ini menuntut pengembangan formula baru yang lebih efektif, yang sering kali memerlukan penelitian tambahan dari senyawa bioaktif laut lainnya.

Prospek Masa Depan dalam Pemanfaatan Marine Sponge

  1. Teknologi Eksplorasi Modern : Penggunaan teknologi robotika bawah laut (ROV) dan penginderaan jarak jauh dapat mempermudah eksplorasi spons laut tanpa merusak habitat aslinya. Teknik "bioprospecting" memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif langsung di lingkungan laut tanpa perlu mengambil spesimen dalam jumlah besar.
  2. Produksi Sintetik dan Biosintetik : Teknologi sintesis kimia telah memungkinkan produksi Ara-C tanpa harus bergantung sepenuhnya pada marine sponge. Ke depan, pendekatan biosintetik menggunakan mikroorganisme yang direkayasa secara genetis dapat menjadi solusi untuk menghasilkan senyawa ini secara efisien. Teknik kultur jaringan juga menawarkan kemungkinan untuk memproduksi metabolit sekunder dari marine sponge dalam lingkungan laboratorium.
  3. Eksplorasi Senyawa Baru : Marine sponge hanyalah satu dari sekian banyak organisme laut yang memiliki potensi bioaktif. Dengan teknologi analitik modern seperti metabolomik dan proteomik, peneliti dapat menemukan senyawa baru yang mungkin memiliki aktivitas antikanker lebih tinggi atau mekanisme kerja yang berbeda. Pendekatan multidisiplin, termasuk kolaborasi antara biologi kelautan, kimia farmasi, dan bioteknologi, sangat penting untuk membuka peluang ini.
  4. Keberlanjutan dan Kebijakan Konservasi: Untuk mencegah eksploitasi berlebihan, diperlukan regulasi ketat dan kebijakan berbasis ilmiah yang melindungi ekosistem laut. Kolaborasi global juga dibutuhkan untuk mengatur penggunaan sumber daya laut secara adil dan berkelanjutan. Edukasi dan kesadaran publik tentang pentingnya pelestarian biodiversitas laut dapat meningkatkan dukungan terhadap upaya konservasi.

Manfaat Ekologis Marine Sponge

  1. Kontributor Ekosistem Laut yang Seimbang
    Marine sponge berfungsi sebagai penyaring air alami, menyerap mikroorganisme dan partikel organik dari kolom air. Proses ini tidak hanya membantu menjaga kejernihan air tetapi juga mendukung siklus nutrisi di ekosistem laut. Spons laut mampu menyaring hingga ribuan liter air per hari, menjadikannya organisme kunci dalam menjaga kualitas air.
  2. Penyedia Habitat bagi Organisme Lain
    Spons laut menciptakan habitat yang kompleks di dasar laut. Struktur mereka menyediakan tempat berlindung, makanan, dan area pemijahan bagi berbagai organisme laut seperti ikan, udang, dan mikroorganisme. Keanekaragaman hayati di sekitar spons laut sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan area yang tidak memiliki spons.
  3. Regulasi Karbon dan Nutrisi
    Spons laut berkontribusi pada siklus karbon dan fosfor dengan menguraikan materi organik di dalam tubuh mereka. Selain itu, metabolit yang dihasilkan oleh spons juga berperan dalam interaksi simbiotik dengan mikroba, yang membantu mendaur ulang nutrisi penting dalam ekosistem laut.

Keberlanjutan dalam Pemanfaatan Marine Sponge

  1. Pendekatan Berbasis Konservasi
    Penggunaan marine sponge untuk keperluan farmasi harus diimbangi dengan konservasi habitatnya. Regulasi yang melindungi area laut tempat spons hidup, seperti pembentukan kawasan konservasi laut (marine protected areas), dapat mencegah eksploitasi berlebihan.
  2. Pengembangan Teknologi Kultur Jaringan
    Teknologi kultur jaringan menawarkan alternatif untuk memproduksi senyawa bioaktif tanpa perlu mengumpulkan spons langsung dari habitat aslinya. Teknik ini memungkinkan spons dikembangbiakkan di laboratorium, sehingga mengurangi tekanan pada populasi liar sambil memastikan pasokan senyawa bioaktif yang stabil20.
  3. Pendekatan Biosintetik dan Rekayasa Genetika
    Melalui pendekatan biosintetik, mikroorganisme seperti bakteri atau jamur dapat direkayasa secara genetis untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang sama dengan yang ditemukan pada spons laut. Teknologi ini membuka peluang untuk memanfaatkan kekayaan laut secara berkelanjutan tanpa mengganggu ekosistem1819.
  4. Edukasi dan Kesadaran Publik
    Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya spons laut bagi kesehatan ekosistem dan manfaat farmasinya dapat mendorong dukungan terhadap program pelestarian. Pendekatan ini juga mencakup kampanye global untuk melindungi biodiversitas laut dari ancaman perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Pemanfaatan marine sponge secara berkelanjutan membutuhkan kolaborasi lintas disiplin, termasuk biologi kelautan, kimia farmasi, bioteknologi, dan kebijakan lingkungan. Pendekatan terpadu ini tidak hanya memastikan ketersediaan senyawa bioaktif seperti Ara-C untuk kebutuhan medis tetapi juga melindungi ekosistem laut yang vital bagi kehidupan di Bumi. Dengan langkah yang hati-hati dan inovasi berkelanjutan, marine sponge dapat terus memberikan manfaat bagi manusia tanpa mengorbankan keanekaragaman hayati laut.

Pemanfaatan marine sponge untuk pengembangan Ara-C (Cytarabine) sebagai terapi kanker menunjukkan potensi besar dalam bidang farmasi. Spons laut, yang kaya akan senyawa bioaktif seperti spongothymidine dan spongouridine, telah menjadi sumber utama untuk sintesis Ara-C, yang efektif dalam pengobatan leukemia. Namun, tantangan utama terletak pada eksploitasi sumber daya laut ini secara berkelanjutan. Pengumpulan marine sponge secara langsung dapat merusak ekosistem laut yang sudah rentan, yang berfungsi sebagai penyaring alami air laut dan habitat bagi berbagai organisme laut.

Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi kultur jaringan dan pendekatan biosintetik telah berkembang untuk memproduksi senyawa bioaktif secara lebih efisien dan berkelanjutan, tanpa menambah tekanan pada populasi spons laut. Penggunaan mikroorganisme yang direkayasa secara genetik untuk memproduksi senyawa ini merupakan solusi potensial yang dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya laut langsung. Selain itu, konservasi laut juga menjadi prioritas untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Kolaborasi antara ilmuwan, ahli bioteknologi, dan pembuat kebijakan sangat diperlukan untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pemanfaatan marine sponge secara berkelanjutan. Pendekatan yang berfokus pada keseimbangan antara pemanfaatan medis dan pelestarian alam dapat membuka peluang besar untuk pengembangan terapi kanker yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Dengan inovasi berkelanjutan, marine sponge dapat terus memberikan manfaat bagi pengobatan kanker tanpa merusak keberlanjutan ekosistem laut yang vital bagi kesehatan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun