Mohon tunggu...
Yoshepina Sendra Kumala Sari
Yoshepina Sendra Kumala Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Meninggalkan Jejak Sejarah Lewat Tulisan Untuk Dikenang Di Masa Mendatang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dua Tanaman Istimewa Masa Penjajahan Jepang di Indonesia

1 Juni 2021   07:00 Diperbarui: 1 Juni 2021   07:15 7474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tanaman kapas merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis sampai sub tropis. Kapas sebenarnya adalah serat yang diperoleh dari beberapa tanaman berkayu dari jenis Gossypium. Serat halus yang menyelubungi biji tanaman kapas ini kemudian menjadi bahan penting dalam industri tekstil untuk dijadikan benang. Di bandingkan penanaman jarak tanaman kapas dapat tumbuh dengan subur di daerah yang memiliki curah hujan yang cukup yaitu kira-kira 1,500 mm sampai 3 mm. 

Tanaman tersebut ditanam pada musim penghujan dan dipanen pada saat kemarau. Walaupun penanaman kapas yang baik adalah bulan Februari, tetapi penanaman tersebut baru dapat dilaksanakan pada bulan April untuk menunggu padi usai dituai. Di Indonesia, pengembangan tanaman kapas diawali sejak zaman pemerintah Belanda melalui program tanam paksa. 

Setelah pemerintahan Hindia Belanda berakhir, program ini dilanjutkan oleh pemerintah Jepang yang menjajah Indonesia pada saat itu. Masalah pokok yang menyangkut kehidupan rakyat, selain pangan adalah sandang, karena memang sejak masa sebelum pecah perang masalah sandang di Indonesia sangat tergantung kepada impor dari negeri Belanda. 

Untuk mengatasi masalah sandang ini Jepang mengusahakan percobaan penanaman kapas, dimana jika warga menanam kapas akan ditukar dengan beberapa meter kain untuk dijadikan pakaian. Di Jawa, daerah-daerah yang dipilih untuk tempat percobaan penanaman kapas ialah Cirebon Malang Kediri dan Bekasi. Setelah percobaan berjalan dua tahun yang menghasilkan kapas terbaik adalah daerah Kediri dan Bekasi (Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Hlm: 83).

Saat itu dibentuklah Badan Jepang yang mengurusi penanaman kapas yaitu Menka Saiba Kyokai. Sedangkan pengumpulan biji kapas dikelola oleh perusahaan Jepang yaitu Tozan Noji. Tozan Noji berkaitan dengan distribusi bahan sandang untuk disalurkan kepada penduduk. Saat itu mengalami kendala dimana bahan pakaian yang dibagikan tidak mencukupi jumlah kebutuhan penduduk. Hal ini terjadi karena panitia yang mengurusi pembagian bahan pakaian seperti wedana, kepala desa dengan perangkatnya melakukan penyimpangan. Adapun penyimpangan yang mereka lakukan seperti upaya penimbunan dan menjual bahan tersebut ke pasar gelap. 

Maka dengan kondisi yang seperti ini berdampak pada rakyat, dimana yang seharusnya menerima jatah pakaian justru tidak menerimanya. Diperparah lagi dengan langkanya kain dan pakaian di pasaran karena dikirim untuk kebutuhan perang dan adanya pengetatan perdagangan. Sehingga dengan kondisi yang semakin sulit mendapatkan pakaian, maka penduduk Indonesia saat itu menggunakan apa saja untuk menutupi tubuhnya. 

Salah satunya menggunakan karung goni dimana yang semula berfungsi sebagai tempat menyimpan beras dijadikan baju dan celana. Melalui wawancara saya dengan seorang narasumber bernama Harso (81th), ia mengatakan bahwa "Saat masa penjajahan Jepang hampir diseluruh Indonesia mengalami larang pangan dan larang sandang (bahasa Jawa), jika diartikan dalam bahasa Indonesia mahal makanan dan mahal pakaian. Ia mengatakan, dahulu karung goni dijadikan sebagai pengganti pakaian, padahal di dalam karung goni tersebut banyak sekali kutu-kutu yang hidup dan berwarna putih. 

Maka resiko dari memakai karung goni ini, kulit akan gatal-gatal bahkan mengalami penyakit kulit. Nah mengingat kalau karung goni yang dipakai banyak kutunya, maka cara menghilangkan kutu itu dengan cara merendamnya selama semalam dengan air panas dan keesokan harinya dijemur, sehingga kutu-kutu tersebut akan mati menempel pada karung goni. Pada saat itu para pria menggunakannya sebagai celana. Sedangkan para wanita terkadang tidak menggunakan karung goni, melainkan lembaran karet mentah yang dijadikan sebagai penutup tubuh dari bagian dada sampai perut, atau dalam bahasa jawa dikenal dengan "kemben".

Kondisi yang memprihatinkan tersebut disikapi oleh pemerintah Jepang dengan berbagai anjuran yang mengharapkan rakyat mampu untuk mendermakan pakaiannya yang sudah tua (gombal). Pemerintah menetapkan juga peraturan yang mengharuskan pemilik kain batik untuk mendaftarkan barang miliknya agar tidak menjual, membeli, atau memindahkannya. Penduduk yang melanggar peraturan ini akan dihukum selamanya 1 bulan dan di denda sebanyak-banyaknya 100 rupiah. 

Selain itu, kampanye untuk menolong orang yang tidak berpakaian, dilakukan secara intensif oleh Jawa Hokokai dan aparat pemerintah lainnya. Bahkan pada bulan april 1944 diadakan "Pekan Pengumpulan Pakaian untuk Rakyat Jelata". Karena masalah sandang ini merupakan masalah yang serius bagi rakyat Indonesia, dimana untuk menutupi tubuhnya saja harus menggunakan barang yang tidak wajar seperti karung goni dan lembaran karet mentah (Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Hlm: 84).

Dapat diambil kesimpulan bahwa dua tanaman istimewa masa penjajahan Jepang ialah Jarak dan Kapas. Mengapa dikatakan istimewa? Karena kedua tanaman ini penunjang untuk memenuhi kebutuhan perang, tanaman jarak untuk bahan bakar pesawat terbang sedangkan kapas untuk membuat pakaian. Sehingga rakyat digalakkan untuk menanam kedua tanaman tersebut dan wajib menyerahkannya kepada Jepang. Maka dari itu, kedua tanaman ini sangat diprioritaskan dan menjadi primadona saat masa pendudukan Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun