Sore ini seperti biasa aku mulai gelisah...
menanyakan pada batin akan setiap denyut perasaan yang hadir
kalang kabut bagaikan baut yang mulai aus dan mudah goyah
Tarikan nafasku begitu kencang tak beraturan
aku mencoba santai terdiam dan aku tergelitik untuk dudukÂ
termenung bertanya pada penampakan diriÂ
seperti biasa aku berada didalam ruang gelap nan usang
aku menatap pada sebuah benda refleksi dan mulai memaksa simpul bibir ini untuk terbuka.
Keinginan ku bertanya dalam kesendirian, pada sebuah benda dongeng yang mampu menjawab pertanyaan dalam kalbu
... Â Aku merunduk diam dan perlahan mulai menarik nafas terdalamku sambil berkata,,
Wahai Cermin  Siapakah Yang Paling Bahagia di Semesta Raya ini?
"mataku kosong sambil merapatkan kedua tanganku"
kedua kalinya aku bertanya dalam bentak yang tak tertahan!!
Wahai Cermin  Siapakah Yang Paling Bahagia di Semesta Raya ini?
Gusarpun mulai menjadi jadi nafas tak beraturan dari rongga mulut seakan mulai menarik dan masuk
Aku mendengar suara detik jam dinding yang menempel jauh dibelakangkuÂ
seakan gemuruh hentakan prajurit yang sedang berlari
semakin kuat dan sangat kuat..
Aku memejamkan mata, menggerakan kepala seakan untuk melemaskan sendi yang letih ini
sambil meraba wajah masamku, wajah lelahku ..
dan perlahan aku menurunkan kedua tanganku kembali, membuka bola mata ini, memastikan ada berita baik yang disampaikan oleh benda ajaib ini.
Diam ,,, aku terdiam
aku hanya melihat diriku, melihat dimana diri yang sepi, diri yang penuh emosi. sambil terus menatap benda ajaib ini.
hah' sebentar , tunggu sebentar..
sepertinya ini diriku yang lain dia berbeda, ini bukan aku, tapi mirip denganku dia seperti ingin mengutarakan
sesuatu.Â
aku melihatnya, dan dia mulai berkata,Â
aku seakan sigap mendengarkan..
"Hey Kamu ,Kamu Bertanya.. Â Siapa orang Yang Paling Bahagia di Semesta Raya ini ?? "
dia mengulang pertanyaan yang aku sampaikan.
"diriku dalam cermin itu menjawab"
yang jelas bukan kamu, iyaa bukan dirimu, kamu adalah orang yang selalu merasa kesepian ditengah hiruk pikuk dunia,
kamu adalah orang yang selalu berpikir kebahagiaan berasal dari materi, dan kamu selalu melihat Kebahagiaan tidak memihak kepadamu, berarti Jelas  yang bahagia bukan kamu bukan dirimu.
Tapi dia, Mereka dan Semua Orang Diluar Sana merekalah yang Palingggg Bahagiaaa ...
Seakan seperti hujan besar melanda mengilangkan semua bayangan yang ada didepan, seketika itu pula diriku yang lain dalam cermin itu hilang, hilang tanpa jejak.
tapi kenapa, kenapa diriku itu mengatakan aku tidak bahagia, seharusnya diriku dalam cermin mengatakan aku orang yang paling bahagia,
dia aku, itu refleksiku, itu aku dalam benda itu.
Kenapa diriku tidak membantu menyenangkan ku !!!
kenapa jiwaku, akalku tidak saling menopang , malah berantakan tak beraturan.
Aku berputar dan berpindah.. aku tutup cermin itu, menutup diriku dari aku yang itu ..
Sejenak aku berjalan cepat , mengambil kedua alas kaki ku
keluar dari ruang gelap nan usang mencari semilir angin alam yang diciptakan sore itu,
dalam loteng aku pejamkan kembali kedua bola mata ini, aku tutup paksa indra pengelihatanku
aku pula  menutup  indra pendengaranku dengan kedua tanganku,Â
aku berbisik kembali menanyakan pada akal dan hatiku..
"Apakah benar yang bahagia hanyalah orang orang diluar sana?!, apakah aku tidak bahagia?"
kedua indra ku paksa tidak bekerja, tapi indra perasaku, kulitku merasakan semilir sejuknya udara sore itu.
Cepat seperti hantaran angin sore itu, aku merasakan dingin udara pada diri dan sebuah jawaban muncul dengan jelas.
sangat jelas.. ini suaraku ya terdengar ini suaraku. Â lirih tapi tegas dan jelas! tiga kali suaraku berkata.
"Aku tidak merasa Bahagia karena aku yang membuat ketidak bahagiaan itu"
"Aku tidak merasa Bahagia karena aku yang membuat ketidak bahagiaan itu"
"Aku tidak merasa Bahagia karena aku yang membuat ketidak bahagiaan itu"
Aku Buka mata ini, aku lepas kedua tangan ku dari telinga ini, aku buka semua dengan jelas,Â
kalian tahu akal dan jiwa ini seperti membantu tiba tiba mereka berartutan seperti mainan balok susun yang diatur kembali dengan rapih,
angin membawa sebuah jawaban dari aku.
-Kamulah yang menciptakan Kebahagiaan itu, orang lain hanya menilai, dan kamu yang membuatnya-
Ruang Gelap nan Usang
24 ags 19
16:39
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H