Sejak dilatih Ruben Amorim pada bulan November 2024 silam, Manchester United sebenarnya masih belum lepas dari masalah performa inkonsisten. Meski begitu, ada satu perubahan mencolok, yakni posisi Marcus Rashford yang mulai terpinggirkan.
Situasi ini terbilang tak biasa, karena pemain jebolan akademi MU itu sebelumnya bak anak emas.Â
Sejak mulai dipromosikan ke tim utama pada era kepelatihan Louis Van Gaal di paruh kedua musim 2015-2016, lebih dari 400 penampilan dan lebih dari 100 gol di semua ajang telah dicatatnya.
Meski sempat mengalami naik-turun performa, kepercayaan terhadap pemain Timnas Inggris ini tetap besar.Â
Terbukti, Rashford mengenakan nomor punggung 10, yang dulu pernah dikenakan Wayne Rooney, top skor sepanjang masa sekaligus legenda United di era modern.
Dengan statusnya sebagai lulusan akademi klub, dan talenta yang di atas rata-rata, tidak mengejutkan juga kalau klub berani memberinya gaji 300 ribu pounds per pekan.Â
Boleh dibilang, pemain bergelar kebangsawanan MBE dari Kerajaan Inggris ini adalah "anak emas" di Old Trafford.
Dari segi level performa, posisi "anak emas" ini cukup bisa dimengerti, karena sang penyerang mampu bersinar di sejumlah kesempatan. Saat sedang moncer, inilah sosok "mutiara dalam lumpur" di Manchester United.
Tapi, sejak kedatangan Ruben Amorim di pos pelatih Manchester United, Rashford pelan-pelan tergeser ke bangku cadangan, sebelum akhirnya tak masuk daftar sama sekali. Alhasil, rumor transfer pun bermunculan, dan Rashford benar-benar menjadi "anak hilang" di Manchester United.
Pelatih asal Portugal itu menepikan Rashford, karena sang pemain dinilai "tidak maksimal" di sesi latihan. Sekilas, penilaian ini wajar, karena di musim 2024-2025, pemain kelahiran tahun 1997 ini tidak tampil maksimal. Bahkan, ada juga yang melabelinya sebagai "duta jalan sehat".