Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Rashford, dari Anak Emas Jadi Anak Hilang

27 Januari 2025   17:09 Diperbarui: 28 Januari 2025   08:37 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Manchester United, Marcus Rashford, duduk di bangku cadangan dalam laga Liga Inggris antara Crystal Palace dan Manchester United di Selhurst Park, London selatan, 21 September 2024. (Foto: AFP/IAN KINGTON via kompas.com)

Sejak dilatih Ruben Amorim pada bulan November 2024 silam, Manchester United sebenarnya masih belum lepas dari masalah performa inkonsisten. Meski begitu, ada satu perubahan mencolok, yakni posisi Marcus Rashford yang mulai terpinggirkan.

Situasi ini terbilang tak biasa, karena pemain jebolan akademi MU itu sebelumnya bak anak emas. 

Sejak mulai dipromosikan ke tim utama pada era kepelatihan Louis Van Gaal di paruh kedua musim 2015-2016, lebih dari 400 penampilan dan lebih dari 100 gol di semua ajang telah dicatatnya.

Meski sempat mengalami naik-turun performa, kepercayaan terhadap pemain Timnas Inggris ini tetap besar. 

Terbukti, Rashford mengenakan nomor punggung 10, yang dulu pernah dikenakan Wayne Rooney, top skor sepanjang masa sekaligus legenda United di era modern.

Dengan statusnya sebagai lulusan akademi klub, dan talenta yang di atas rata-rata, tidak mengejutkan juga kalau klub berani memberinya gaji 300 ribu pounds per pekan. 

Boleh dibilang, pemain bergelar kebangsawanan MBE dari Kerajaan Inggris ini adalah "anak emas" di Old Trafford.

Dari segi level performa, posisi "anak emas" ini cukup bisa dimengerti, karena sang penyerang mampu bersinar di sejumlah kesempatan. Saat sedang moncer, inilah sosok "mutiara dalam lumpur" di Manchester United.

Tapi, sejak kedatangan Ruben Amorim di pos pelatih Manchester United, Rashford pelan-pelan tergeser ke bangku cadangan, sebelum akhirnya tak masuk daftar sama sekali. Alhasil, rumor transfer pun bermunculan, dan Rashford benar-benar menjadi "anak hilang" di Manchester United.

Pelatih asal Portugal itu menepikan Rashford, karena sang pemain dinilai "tidak maksimal" di sesi latihan. Sekilas, penilaian ini wajar, karena di musim 2024-2025, pemain kelahiran tahun 1997 ini tidak tampil maksimal. Bahkan, ada juga yang melabelinya sebagai "duta jalan sehat".

Di era sepak bola kekinian, yang serba menuntut serba maksimal sejak persiapan, alasan seperti pada kasus Rashford biasa menjadi alasan kuat seorang pemain dilepas.

Marcus Rashford dan Ruben Amorim (Mirror.co.uk)
Marcus Rashford dan Ruben Amorim (Mirror.co.uk)

Terbukti, di bawah arahan Ruben Amorim, Antony, Si "Manusia 100 juta euro", yang sejak awal kedatangannya dari Ajax Amsterdam cenderung flop, akhirnya dipinjamkan ke Real Betis di paruh kedua musim 2024-2025, supaya bisa mendapat lebih banyak menit bermain.

Meski bergaji 200 ribu pounds per pekan, Real Betis hanya diwajibkan memberi menit bermain dan membayar sebagian gaji "El Gasing". Maklum, anggaran gaji klub Spanyol itu tak terlalu besar, jadi United perlu mensubsidi tanggungan gaji sang pemain.

Masalahnya, terkait situasi Rashford, The Red Devils perlu belajar dari pengalaman sejenis di masa lalu. Seperti diketahui, pada era Erik Ten Hag, situasi dan alasan serupa dengan kasus Rashford sempat terjadi pada Jadon Sancho.

Sempat dibekukan dari tim utama di musim 2023-2024, pemain bergaji 300 ribu pounds per pekan itu lalu dipinjamkan ke Borussia Dortmund. Tak disangka, klub Bundesliga Jerman itu mampu dibantunya melaju sampai final Liga Champions musim 2023-2024.

Meski akhirnya dipinjamkan lagi ke Chelsea, kali ini dengan opsi pembelian, performa Sancho di Chelsea terbilang lumayan. Jebolan akademi Manchester City ini juga mendapat banyak menit bermain.

Belajar dari pengalaman sejenis di masa lalu, Ruben Amorim dan Manchester United seharusnya bisa lebih hati-hati, sebelum mendepak Rashford. 

Meski ada minat dari Borussia Dortmund, West Ham, dan Barcelona, akan jadi kerugian besar kalau kejadian seperti Jadon Sancho terulang.

Untuk saat ini, manajemen Setan Merah tampaknya sudah sedikit belajar dari pengalaman itu, dengan meminjamkan Antony ke Real Betis, tanpa menyelipkan opsi pembelian. Strategi serupa juga perlu diterapkan, jika Rashford jadi dipinjamkan.

Tapi, kalau ternyata Rashford (dan Antony) bisa mengikuti jejak Sancho di Borussia Dortmund, dan belakangan di Chelsea, berarti kondisi internal tim Manchester United memang sangat bermasalah, karena  mereka gagal mengeluarkan kemampuan pemain, dan pemain yang dicap pesakitan, malah bersinar terang saat dipinjamkan.

Akankah kisah serupa terulang di Teater Impian?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun