Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

MU, Megalomania dan Anomali Amorim

20 Januari 2025   15:59 Diperbarui: 20 Januari 2025   15:59 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengawali tahun 2025 tanpa kekalahan di 3 pertandingan, Manchester United akhirnya mencatat kekalahan pertama, setelah ditekuk Brighton 1-3 di Old Trafford, Minggu (19/1). Kekalahan yang diwarnai blunder fatal Andre Onana ini membuat Bruno Fernandes dkk masih terpaku di papan tengah Liga Inggris.

Situasi ini sebenarnya menjadi warna umum Manchester United sepanjang musim 2024-2025. Sejak awal musim, tim penghuni Stadion Old Trafford akrab dengan hasil minor dan performa medioker. Faktor ini jugalah yang membuat Erik Ten Hag didepak dan diganti Ruben Amorim.

Dengan profilnya sebagai salah satu pelatih berbakat di Eropa, pelatih asal Portugal ini memang terlihat menjanjikan. Apalagi, ia datang setelah membawa Sporting Lisbon dua kali juara Liga Portugal, kompetisi yang dalam dua dekade terakhir hanya dikuasai oleh Benfica dan FC Porto.

Masalahnya, kedatangan eks pemain Timnas Portugal ini tak bisa langsung menaikkan performa tim secara drastis. Meski punya ide taktik yang jelas, ditambah formasi dasar 3-4-3 yang paten, tim yang ada saat ini adalah tim yang dibangun dengan ide pelatih sebelumnya.

Jadi, masih ada banyak kekurangan yang belum benar-benar bisa diperbaiki. Dari pemain problematik, talenta muda yang masih mentah, sampai pemain mahal yang ternyata flop, seperti Antony (Brasil), si manusia 100 juta euro, yang belakangan bersiap dipinjamkan ke Real Betis (Spanyol).

Pada prosesnya, United memang mendapat hal positif, seperti mencuatnya Amad Diallo. Seperti diketahui, pemain asal Pantai Gading ini tampil oke saat menghadapi Liverpool dan mencetak trigol ke gawang Southampton di Liga Inggris.

Tapi, Setan Merah mengalami dua kecenderungan negatif di bawah Amorim, yakni megalomania, dan alergi laga kandang. Megalomania yang saya maksud di sini berkaitan dengan performa tim saat menghadapi tim besar, khususnya Big Six Liga Inggris.

Disadari atau tidak, bersama Amorim, United menjadi tim yang terlihat berbeda di laga-laga besar. Meski sempat kalah 0-2 dari Arsenal di Liga Inggris, plus kalah 3-4 dari Tottenham Hotspur di Carabao Cup, mereka mampu mengalahkan Manchester City 2-1 di Etihad Stadium, menahan imbang Liverpool 2-2 di Anfield, dan menang adu penalti 5-3 atas tuan rumah Arsenal di Piala FA.

Entah kenapa, di laga-laga besar seperti ini, MU terlihat begitu bersemangat. Andre Onana yang kerap membuat blunder dan mati langkah mampu membuat sejumlah penyelamatan penting. Harry Maguire terlihat solid, bahkan ikut naik menyerang, dan para pemain lain tampil layaknya di laga final.

Sebagai salah satu klub besar di Inggris, tim kesayangan Manchunian ini seperti ingin menjaga gengsi. Paling tidak, mereka bisa memberi perlawanan sebaik mungkin di laga besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun