Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Arsenal dan Ironi Jargon "Percaya Proses"

8 Januari 2025   16:57 Diperbarui: 11 Januari 2025   06:06 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reaksi manajer Arsenal, Mikel Arteta, pada laga semifinal leg pertama Piala Liga Inggris, Arsenal vs Newcastle, pada Rabu (8/1/2025) dini hari WIB. (AFP/GLYN KIRK via Kompas.com)

Ironisnya, karena jargon "Percaya Proses" juga, tim ini jadi terlihat kehilangan identitas. Tak ada visi atau target prestasi yang jelas, selain quote viral "enjoy the moment", lengkap dengan gambar meme gajah duduk di atas batang pohon.

Di lapangan, William Saliba dkk cenderung bermain terlalu taktis. Dari mengandalkan situasi bola mati sebagai sumber gol, sampai memakai strategi tak biasa, seperti mengaburkan info waktu pasti pemulihan cedera pemain.

Di sepak bola modern, taktik memang menjadi aspek yang sangat dinamis, karena bisa juga digunakan sebagai strategi provokasi atau mengalihkan perhatian.

Masalahnya, ketika sebuah tim menjadi sangat terpaku pada taktik, yang pada titik tertentu cenderung kurang variasi, ini sinyal lampu kuning. Kalau yang dibahas (masih) proses dan progres, maka sebenarnya sudah tidak lagi relevan.

Dari proses dan progres yang berjalan, Tim Gudang Peluru terbukti sudah naik setingkat demi setingkat. Maka, ketika sudah terbiasa finis di papan atas, ada tantangan untuk naik ke level berikutnya, yakni meraih gelar juara.

Ketika level ini ternyata belum juga bisa dicapai, jelas ada kemandekan. Jika situasinya "konsisten" seperti sekarang, dan jargon "Percaya Proses" tetap jadi tameng, ini rawan menciptakan situasi tak sehat.

Proses perkembangan performa tim dalam sepak bola, adalah satu hal yang terus berjalan dalam waktu lama, tapi ada saatnya tuntutan soal hasil datang, ketika progres demi progres sudah hadir.

Tekanan yang ada sudah pasti semakin kuat. Apalagi, jika proses itu berjalan di klub yang secara finansial dan kondisi secara umum oke seperti Arsenal.

Jika sebuah proses itu masih konsisten menjadi proses yang cenderung mandek, seharusnya itu tidak pantas dipercaya lagi sebagai awal kemajuan, karena sudah berubah menjadi titik jenuh, tepat sebelum kemunduran datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun