Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Saga STY dan Sisi Tidak Sehat Sepak Bola Nasional

6 Januari 2025   03:03 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:27 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih timnas Indonesia saat Piala AFF 2024, Shin Tae-yong. (KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU)

PSSI dan para petingginya mungkin punya alasan sendiri, tapi kalau mereka tidak paham situasi, mengganti pelatih dalam situasi seperti sekarang rawan berdampak fatal.

Bulan Maret 2025, ada partai lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 lawan Australia dan Bahrain, yang akan menentukan.

Dengan kekompakan tim yang mulai terbentuk, mengganti pelatih hanya karena alasan gagal di Piala AFF, rasanya terdengar konyol.

Tim Garuda masih punya kesempatan lolos ke Piala Dunia 2026, dan menjadi tim Asia Tenggara pertama yang sudah lolos ke Piala Asia 2027.

Kenapa dua progres "level Asia" ini harus "dikorbankan", hanya karena satu turnamen "tak resmi" di tingkat Asia Tenggara? Sepenting itukah?

Padahal, kalau dicermati lagi, meski bisa menambah perolehan poin di ranking FIFA, glorifikasi berlebihan pada turnamen dua tahunan ini adalah satu wujud logika terbalik. Apalagi, proses ini sudah berjalan selama kurang lebih lima tahun.

Sudah ada progres pada level di atasnya, kenapa malah ingin turun lagi?

Di sisi lain, langkah pergantian pelatih mendadak seperti ini juga memperlihatkan indikasi tidak sehat, karena ada ekspektasi tinggi, tapi ada keengganan untuk maju secara serius. Ini sudah lama ada dan menggejala di sepak bola nasional.

Kalau kecenderungan ini jelek ini masih diteruskan, maka tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari Tim Garuda di masa depan, karena budaya dan perilaku di federasinya serba tidak sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun