Tahun 2025 telah menapak halaman awal. Ada begitu banyak harapan, dari biasa sampai luar biasa, yang muncul serentak, seperti rentetan ledakan kembang api di malam tahun baru.
Seperti biasa, saya tidak membuat daftar resolusi atau semacamnya. Tapi, ada satu harapan khusus di tahun ini, yang sekaligus jadi catatan di tahun lalu, yakni kondisi kesehatan yang lebih stabil.
Sepanjang 2024, sebenarnya saya cukup puas dengan kecepatan menemukan ide dan mengikuti timing situasi dalam menulis. Secara frekuensi, jumlahnya juga relatif stabil, walau lebih sering absen.
Masalahnya, ada banyak momen ketika itu terpaksa berhenti total, kebanyakan karena sakit. Memang, kadang ada faktor lain, seperti kesibukan di luar atau pekerjaan lain, yang juga ikut berperan.
Tapi, diantara keduanya, masalah kesehatan menjadi gangguan yang paling sering datang. Pada penghujung tahun saja, ada gangguan diare dan demam ringan. Alhasil, pemulihan dari demam ringan menjadi menjadi aktivitas di awal tahun.
Karena efeknya yang cukup mengganggu, jumlah artikel yang saya tulis di Kompasiana (selama 2024) pun cenderung menurun, meski jumlahnya masih stabil di angka 200-an artikel.
Meski jumlah artikel utamanya cenderung naik, rutin menulis secara umum masih menjadi PR, karena masih ada "bolong" cukup banyak. Karena itulah, punya kondisi kesehatan lebih oke menjadi harapan simpel di tahun 2025.
Sebenarnya, kalau hanya mengejar peningkatan jumlah artikel, saya bisa saja memakai bantuan teknologi kecerdasan buatan alias AI, tapi karena menulis adalah satu aktivitas terapi psikologi buat saya, teknologi ini tidak akan saya gunakan.
Tidak masalah walaupun menulis satu artikel sehari saja masih terengah-engah, yang penting, itu bisa berjalan lancar. Kalau sudah siap, peningkatan akan datang dengan sendirinya. Biasanya begitu.
Soal ada atau tidaknya hambatan serupa di tahun 2025, tidak ada jaminan itu akan nihil dari segi jumlah. Ada saatnya semua terpaksa harus berhenti, karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan.
Jadi, kalaupun masih ada, semoga jumlahnya relatif berkurang. Soal berapa jumlah artikel yang ditulis, kalaupun ternyata masih ada "bolong-bolong" seperti sebelumnya, semoga jumlahnya lebih banyak dibanding tahun lalu.
Diluar urusan jumlah artikel yang ditulis, semoga kondisi kesehatan yang lebih oke juga bisa membantu, saat ada momen menarik datang. Jadi, kalau misal ada ide tulisan di suatu momen menarik, itu bisa diproses dan dirangkai menjadi tulisan.
Sebenarnya, ada tantangan yang sudah lama menarik perhatian, yakni ikut serta dan mendapat hadiah dari lomba menulis. Tapi, karena kondisi kesehatan kadang naik-turun seperti frekuensi menulis, saya masih belum cukup berani untuk melangkah ke sana. Kalau sudah stabil, bahkan meningkat, mungkin itu boleh dilakukan.
Selebihnya, semoga saya juga cukup mampu mengikuti dinamika berkomunitas di Kompasiana dengan santai, seperti biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H