Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Perlunya Menghidupkan Inklusivitas Ruang Digital di Dunia Nyata

30 Desember 2024   23:40 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski terlihat berbeda dengan pendekatan umum pada disabilitas, yang pada kasus tertentu dikelompokkan dengan "sesama" difabel, pendekatan ini perlu dibiasakan, supaya nilai inklusif yang diupayakan bisa benar-benar terwujud. 

Dengan demikian, kondisi disabilitas seorang difabel akan dilihat sebagai satu bentuk lain sebuah kenormalan, karena ada situasi saling menyesuaikan yang selaras di sini. Jadi, "memanusiakan manusia" bisa benar-benar diwujudkan secara natural. 

Secara pribadi, contoh ini saya temui, antara lain dalam kegiatan saya berkomunitas di Kompasiana. Ini menjadi satu hal yang bisa "dibangun" juga dalam program Pemuda Malaka Berdaya Digital 

Selama kurang lebih delapan tahun ber-Kompasiana, kondisi fisik saya yang "kurang" akibat kelainan syaraf motorik bawaan menjadi faktor kesekian yang dilihat. Ada penerimaan yang menghadirkan rasa nyaman, plus nyali ekstra untuk (setidaknya) berekspresi, dan ikut membaur dengan komunitas, sebagai diri sendiri.

Meski sekilas sederhana, hal-hal mendasar seperti ini akan sangat membantu jika dibiasakan. Dengan sisi inklusif dalam sifat lintas batas ruang digital, akan aneh jika sisi inklusif itu tidak "dihidupi" juga sebagai satu budaya, dalam satu wadah yang ingin membangun kesadaran soal disabilitas.

Selama kesadaran disabilitas hanya dipandang sebagai suatu isu di ruang inklusif, tanpa ada inklusivitas yang hidup, ini hanya akan berakhir menjadi sebuah ide keren yang buntu, karena upaya "memanusiakan manusia" yang ada tidak benar-benar menjangkau semua yang mungkin terlibat, termasuk mereka yang kadang terlupakan, hanya karena terlihat "berbeda".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun