Piala ASEAN 2024 menghadirkan satu warna menarik, yang ada pada sebagian besar tim pesertanya, yakni keberadaan pemain diaspora, naturalisasi maupun yang bermain di klub luar negeri. Fenomena ini setidaknya terlihat di Grup B, yang terdiri dari Timnas Indonesia, Vietnam, Filipina, Myanmar dan Laos.
Pada turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger ini, Timnas Indonesia menurunkan sebagian besar pemain muda. Langkah ini sekaligus menjadi persiapan menuju lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kualifikasi Piala Asia U-22 2026, dan SEA Games 2025. Meski terkesan eksperimental, karena melibatkan pemain-pemain muda dari klub Liga 1, ada juga beberapa pemain diaspora maupun "abroad" yang ikut serta.
Dari pemain yang bermain di luar negeri, ada Asnawi Mangkualam yang bermain di Port FC (Thailand), Pratama Arhan yang dikontrak Suwon FC (Korea Selatan), dan Marselino Ferdinan yang berseragam Oxford United (Inggris). Ada juga pemain diaspora, yakni Rafael Struick (Brisbane Roar, Australia) yang baru bisa bergabung di babak semifinal.
Satu nama lain, yakni Ronaldo Kwateh, kembali dipanggil pelatih Shin Tae-yong. Seperti diketahui, pemain blasteran Indonesia-Liberia ini sempat absen lama karena cedera lutut, sebelum akhirnya kembali berkembang di klub Muangthong United (Thailand).
Vietnam, yang diatas kertas menjadi lawan terkuat Tim Merah Putih di Grup B Piala ASEAN 2024, punya pemain diaspora baru bernama Viktor Le. Gelandang blasteran Vietnam-Rusia kelahiran tahun 2003 ini pernah bermain di akademi klub CSKA Moskow (Rusia) sebelum pindah ke Vietnam.
Selain Viktor Le, Tim Bintang Emas juga kedatangan Rafaelson alias Nguyen Xuan Son. Pemain naturalisasi kelahiran Brasil ini dikenal sebagai penyerang tajam di liga Vietnam.
Sebelumnya, tim asuhan Kim Sang Sik (Korea Selatan) sudah punya dua kiper blasteran, yakni Dang Van Lam (Vietnam-Rusia) dan Filip Nguyen (Vietnam-Ceko). Uniknya, meski punya beberapa pemain diaspora dan naturalisasi, semua pemain Timnas Vietnam di Piala ASEAN 2024 bermain di klub liga Vietnam.
Dari lawan-lawan Tim Garuda di fase grup Piala ASEAN 2024, Filipina menjadi tim kosmopolitan yang bisa mengejutkan. Seperti diketahui, sebagian besar anggota Tim Azkals diketahui bermain di klub liga-liga Asia Tenggara, yakni Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Dari Liga Indonesia, ada Christian Rontini (Madura United FC) dan Kevin Ray Mendoza (Persib Bandung). Tim asuhan Albert Capellas (Spanyol) ini juga diperkuat pemain diaspora yang bermain di Eropa, antara lain Gerrit Holtmann (VfL Bochum, Jerman) dan Dylan Demuynck (Zulte Waregem, Belgia).
Dalam hal prestasi di level ASEAN, Filipina cukup berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sejak dimotori Younghusband bersaudara di Piala AFF 2010, tim negara kepulauan ini rutin diperkuat sejumlah pemain diaspora maupun "abroad".
Sejauh ini, kedatangan mereka terbukti cukup berdampak. Tim yang dulunya sempat jadi bulan-bulanan di Asia Tenggara, mampu empat kali lolos ke babak semifinal Piala AFF (edisi 2010, 2012, 2014 dan 2018), bahkan mencatat debut di Piala Asia 2019.
Praktis, hanya Myanmar dan Laos yang sepintas tampak inferior. Meski begitu, kedua tim ini sama-sama diperkuat  pemain yang bermain di klub luar negeri. Myanmar bahkan turut diperkuat pemain yang pernah bermain di Liga Indonesia.
Di fase grup Piala ASEAN 2024, Myanmar akan jadi lawan pertama Timnas Indonesia. Tim Singa Burma diperkuat 8 pemain "abroad" yang bermain di klub Liga Thailand, Malaysia dan Kamboja. Ada juga Win Naing Tun dan Myat Kaung, yang pernah main di Liga Indonesia musim 2023-2024, dengan masing-masing memperkuat Borneo FC dan Persikabo 1973.
Laos, yang diatas kertas dianggap tim paling lemah, ternyata tak bisa dianggap enteng. Pada jeda internasional FIFA bulan November 2024, tim asuhan Ha Hyeok-jun (Korea Selatan) mampu menahan imbang Thailand 1-1.
Hasil mengejutkan atas Tim Gajah Perang sekaligus  melengkapi sisi "misterius" Laos di Piala ASEAN 2024. Sebelumnya, tim dari negara tanpa laut ini dipandang misterius, karena sebagian besar anggota timnya terdiri dari pemain muda yang relatif belum dikenal luas.
Praktis, hanya Bouphachan Bounkong saja yang belakangan relatif sering masuk pemberitaan di Asia Tenggara, berkat gol yang dicetaknya ke gawang Thailand. Kapten Timnas Laos ini bermain di klub Svay Rieng (Kamboja).
Dengan adanya keberadaan pemain diaspora, naturalisasi maupun "abroad" di setiap tim, perjalanan Pratama Arhan dkk di fase grup Piala ASEAN 2024 akan jadi satu tantangan menarik. Sisi menarik ini semakin lengkap, karena ada 3 pelatih asal Korea Selatan yang akan saling beradu taktik.Â
Uniknya, dari 5 pelatih yang ikut bersaing di grup B Piala ASEAN 2024, hanya Myanmar yang diasuh pelatih lokal. Negara di bagian barat Asia Tenggara ini dilatih Myo Hlaing Win, penyerang andalan Timnas Myanmar era 1990-an, yang menjadi Top Skorer Piala Tiger 1998.
Jadi ada tantangan menarik, yang bisa dinikmati para pemain muda Timnas Indonesia di turnamen dua tahunan ini, dengan fase grup sebagai titik awalnya. Jika mampu berkembang di tiap pertandingan, kiprah Tim Garuda di Piala ASEAN 2024 akan jadi sesuatu yang spesial, karena tim yang tampil terdiri dari para pemain muda.
Akankah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H