Judul di atas adalah satu kesimpulan yang muncul, setelah menyaksikan kemenangan 2-0 Liverpool atas Real Madrid di lanjutan fase liga ajang Liga Champions, Kamis (28/11, dinihari WIB). Kemenangan ini menjaga catatan selalu menang Si Merah di Liga Champions, sekaligus menjadi kemenangan pertama mereka atas El Real, sejak tahun 2009.
Selain karena "terbantu" masalah cedera pemain di Real Madrid dan atmosfer khas Stadion Anfield, penampilan impresif Virgil Van Dijk dkk juga menunjukkan, seberapa jauh kehebatan racikan taktik Arne Slot, dalam situasi nyaris tidak berbelanja pemain.
Seperti diketahui, di bursa transfer musim panas 2024, The Kop hanya mendatangkan Federico Chiesa dari Juventus. Belakangan, pemain asal Italia itu masih berjuang memulihkan kebugaran fisik, karena tak sempat mengikuti persiapan pramusim, termasuk saat masih di Juventus.Â
Tapi, dengan kondisi seperti itu, sang pelatih justru menunjukkan, dirinya mampu menghadirkan "upgrade" buat Liverpool, dengan mengalahkan tim raksasa Eropa, yang selama bertahun-tahun tak bisa dikalahkan.
Di Anfield, tim asuhan Arne Slot tampil seperti sebuah tim berbeda. Mereka mampu unggul di segala aspek, mendikte alur permainan, dan punya variasi serangan.
Ini bukan lagi Liverpool yang selalu bermain ngotot atau banyak bergantung pada kecepatan dan umpan silang. Mereka adalah tim yang bisa bermain cerdik di ruang sempit, dan punya umpan silang mematikan saat menyerang.Â
Gol Alexis MacAllister, yang berawal dari skema umpan satu-dua di ruang sempit, dan gol sundulan Cody Gakpo di babak kedua, memanfaatkan umpan silang Andy Robertson, menjadi buktinya. Mereka bahkan bisa menang telak, andai penalti Mohamed Salah gol, dan Thibaut Courtois tidak tampil ciamik di bawah mistar Si Putih.Â
Saat bertahan, The Reds juga lebih fleksibel Ada kalanya memasang taktik jebakan offside, dan ada kalanya memasang barikade pertahanan berlapis.
Fleksibilitas ini mampu membuat lini serang Los Blancos, yang dipimpin Kylian Mbappe mati kutu. Kalaupun bisa lolos dari jebakan offside, masih ada barikade pertahanan yang menunggu.Â
Kesan solid ini makin kuat, karena Caomihin Kelleher tampil luar biasa. Kiper asal Republik Irlandia ini bahkan menepis sepakan penalti Mbappe, pemain yang datang sebagai superstar di Madrid.Â
Sekilas, kata masif terkesan berlebihan, karena meningkatkan performa tim pada dasarnya adalah tugas pelatih. Tapi, karena tim yang dikalahkan adalah Real Madrid, sang raja Liga Champions, yang dilatih Carlo Ancelotti, pelatih tersukses di Liga Champions, kesan masif itu jelas terlihat.
Tanpa harus membawa gerbong pemain asuhannya dari Feyenoord Rotterdam, Arne Slot terbukti langsung mampu menjalankan ide dan sistemnya di Liverpool, dan meningkatkan performa para pemain, bahkan sejak bulan-bulan pertamanya bertugas.
Meski tidak dimanjakan dengan dukungan fulus melimpah seperti Pep Guardiola di Manchester City, pelatih asal Belanda ini mampu meng-upgrade tim warisan Juergen Klopp ke level berikutnya. Kenaikan kualitas tim inilah yang berharga sangat mahal, karena wujudnya adalah performa tim secara kolektif, bukan sebatas satu-dua orang pemain baru.
Selama The Reds tidak mencapai puncak performa terlalu cepat, dan relatif bebas dari badai cedera pemain, rasanya musim 2024-2025 akan jadi sebuah perjalanan panjang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H