Secara kasat mata, keputusan PSSI dan pelatih Shin Tae-yong bisa menjadi bahan tertawaan Thailand, Malaysia, atau Vietnam. Setelah enam kali kalah di final, Tim Garuda seperti sudah enggan bermimpi lagi.
Tapi, dengan posisi Indonesia yang masih bertarung di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebagai wakil tunggal Asia Tenggara, ini adalah cara paling elegan, untuk memperlihatkan, seberapa jauh progres sepak bola nasional mengubah cara berpikir PSSI dan publik sepak bola nasional.
Sekalipun nanti kembali gagal juara, seharusnya itu bukan jadi masalah besar. Toh bobot pertandingan Piala ASEAN (pada dasarnya) setara dengan laga uji coba tak resmi, karena tidak ada dalam kalender resmi FIFA.
Karena posisi "tak resmi" ini jugalah, tim Johor Darul Takzim leluasa menarik para pemainnya dari Timnas Malaysia. Tim yang juga diperkuat Jordi Amat ini masih bersaing di Liga Champions Asia, yang agendanya berdekatan dengan Piala ASEAN.
Prestise turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger ini juga terancam pudar di masa depan, karena AFC berencana mengadakan AFC Nations League pada tahun 2025, seperti di zona UEFA dan Amerika Utara alias CONCACAF, yang sudah terintegrasi dengan kalender resmi FIFA. Jika jadi bergulir, maka Piala ASEAN akan semakin tidak relevan.
Kebetulan, pendekatan "kalem" PSSI ini juga sedang dalam momentum yang pas, karena Indonesia baru saja menjadi tim ASEAN dengan perolehan poin terbanyak (6 poin) di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Indonesia juga menjadi tim Asia Tenggara pertama, yang mampu mengalahkan Arab Saudi, salah satu tim raksasa Asia, di Kualifikasi Piala Dunia.
Alih-alih mendapat piala di Piala ASEAN, akan lebih berharga buat Tim Merah Putih, jika dapat menemukan talenta baru dari tim Piala ASEAN 2024. Jadi, akan ada tambahan kekuatan yang bisa membuat peluang lolos ke babak lanjut, bahkan lolos otomatis ke Piala Dunia 2026 lebih terbuka.
Kalaupun (akhirnya) jadi juara, itu bonus. Bisa dikejar, tapi bukan prioritas utama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H