Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Perjalanan Panjang Kopi Indonesia

18 November 2024   12:44 Diperbarui: 18 November 2024   13:39 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Arabika tumbuh di wilayah beriklim tropis, dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut atau lebih. Pohon kopi varietas ini membutuhkan waktu 3-5 tahun untuk mencapai kedewasaan alias siap berproduksi.

Dari segi karakteristik, Kopi Arabika cenderung lebih asam dan rendah kafein (dibandingkan Robusta). Itu sebabnya, rasa masam pada kopi Arabika lebih kuat dibandingkan rasa pahitnya.

Dari segi aroma dan rasa, kopi Arabika punya aroma khas dan rasa "fruity" yang kuat, tapi varietas kopi satu ini membutuhkan perhatian ekstra, karena tergolong rentan terhadap penyakit, hama, juga gangguan cuaca dan iklim.

Berbeda dengan Arabika, kopi Robusta cenderung lebih "tahan banting" dari masalah serupa. Ia juga bisa tumbuh di dataran rendah, dalam waktu relatif lebih cepat. Rasa pahit dari jenis kopi ini cukup pekat, dengan kandungan kafein lebih kuat.

Itulah kenapa, harga kopi Robusta cenderung lebih murah ketimbang Arabika, dan cukup banyak digunakan sebagai bahan baku kopi kekinian dan kopi instan di Indonesia.

Untuk daerah penghasil kopi di Indonesia, Wahyudi & Jati (2012) menyebutkan, Pulau Sumatera menjadi wilayah produsen kopi terbesar di Indonesia, dengan 74.2% produksi kopi nasional berasal dari sini. Di Sumatera sendiri, wilayah produsen kopi terbesar berada di bagian selatan, tepatnya Provinsi Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan, yang dikenal sebagai area "Segitiga Emas Robusta".

Di luar Sumatera, daerah produsen kopi tersebar di Sulawesi (9.0%), Jawa (8.3%), Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara (5.8%), Kalimantan (2.0%), plus wilayah Maluku dan Papua (0.6%).

Di tingkat nasional, dominasi Pulau Andalas sebagai produsen kopi juga terlihat dari sebaran wilayah produsen kopi terbesar di Indonesia.

Wahyudi dan Jati (2012) merinci, lebih dari setengah produsen kopi nasional Indonesia (57,3%), berasal dari 5 provinsi, dengan 4 diantaranya berasal dari Sumatera, yakni Sumatera Selatan (21.4%), Lampung (12.6%), Nanggroe Aceh Darussalam (8.7%), dan Bengkulu (7.4%).

Dari kelimanya, hanya Jawa Timur (7.2%) produsen kopi terbesar di Indonesia, yang bukan berasal dari Sumatera. Maka, tidak mengherankan kalau beberapa jenis kopi populer di pasar Indonesia muncul dari lima wilayah ini, misal Kopi Gayo (Aceh), Semendo (Sumatera Selatan), Dampit (Jawa Timur), Lampung dan Bengkulu.

Dengan jejak sejarah sedemikian panjang, wajar jika minum kopi menjadi satu hal yang cukup melekat dengan keseharian, karena ada budaya yang terbentuk di sana. Bisa jadi, Anda termasuk salah satu penikmat kopi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun