Berangkat dari cerita sukses Thailand dan Korea Selatan, Indonesia bisa juga memakai metode serupa. Kebetulan, Indonesia punya beragam kuliner lokal khas dari berbagai daerah, bahkan ada yang sudah mendunia, seperti nasi goreng, sate, dan rendang.
Dari sekian banyak kuliner lokal itu, kopi menjadi satu produk kuliner lokal yang bersifat relatif paling netral dan representatif, karena hampir setiap provinsi di Indonesia memproduksi kopi, dan punya kopi khas daerah masing-masing. Indonesia juga punya beragam kopi "speciality" yang sudah populer di luar negeri, seperti kopi Gayo dan kopi Luwak.
Potensi kopi sebagai medium diplomasi gastronomi Indonesia juga semakin menarik, karena momentumnya sedang pas. Seperti diketahui, minum kopi telah menjadi satu tren gaya hidup global.
Dengan posisi sebagai salah satu negara produsen kopi, bahkan sejak era kolonial, seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan potensi gastronomi ini, untuk memperkenalkan keunikan kuliner Nusantara secara mendalam.
Dengan kopi sebagai pintu masuk, kekayaan kuliner Nusantara seharusnya bukan lagi sebatas menjadi potensi di masa depan. Inilah salah satu kekuatan unik yang akan jadi nilai tambah istimewa, jika mampu konsisten digarap serius dan optimal.
Referensi
Yusuf, A. M. (2024). Implementation Of The Gastro Diplomacy Strategy Using Coffee by Indonesia Towards The Netherlands (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).
Marsilani, O. N., & Sukartiko, A. C. (2020). Chemical profiling of western Indonesian single origin robusta coffee. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 425, No. 1, p. 012041). IOP Publishing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H