Jika konsumen sudah teredukasi dengan baik, mereka akan dapat menikmati secangkir kopi dengan perspektif jauh lebih kaya. Ada proses yang dihargai, rasa dan estetika yang dinikmati, dan karakteristik rasa yang dapat dipahami.
Otomatis, mereka tidak akan minum kopi hanya karena ingin mengikuti tren, tapi karena mereka sudah mengenali kopi secara lebih dalam, dan menemukan tujuan mereka minum kopi dengan nyaman, tanpa harus memamerkan di media sosial.
Uniknya, peran barista di era kekinian menghadirkan satu kombinasi paradoks menarik. Dimana, peran yang terlihat simpel dari luar, bisa terlihat kompleks dan sangat menuntut perhatian pada detail kecil di balik layar, tapi, di sudut berlawanan, kompleksitas dan detail itu harus bisa disampaikan sesimpel mungkin, supaya dapat mengedukasi dan memberi manfaat lebih luas, khususnya kepada masyarakat.
Referensi Jurnal:
Ramadhan, A.D. (2017). The expert hands from yogyakarta (barista). e-Proceeding of Management Telkom University ISSN : 2355-9357, 4(2), 2027-2053
Amani, A. F., & Ihsaniyati, H. (2020). Barista Art: Coffee Education Strategy to The Community. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(2), 127-132.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H