Masalahnya, ketika standar umum di Eredivisie Belanda diterapkan mentah-mentah di Liga Inggris, ini jelas kesalahan fatal. Di Belanda Ajax Amsterdam memang tim paling sukses, tapi di Inggris, situasinya jauh berbeda. Permainan jauh lebih intens, dan persaingan lebih dinamis.
Jadi, wajar kalau Erik Ten Hag keteteran dan akhirnya ditendang. Prestasi yang tak sesuai dengan borosnya belanja klub menjadi satu nilai minus fatal.
Sebagai langkah darurat, Manchester United untuk sementara menunjuk Ruud Van Nistelrooy sebagai pelatih, sampai pelatih baru datang. Tapi, dengan kondisi klub yang sedang melakukan upaya penghematan besar-besaran, akan sulit mengharapkan nama besar datang dalam waktu dekat.
Kalaupun ada nama baru, itu tak jauh dari nama-nama pelatih tanpa klub, seperti Gareth Southgate, Xavi, atau Ole Gunnar Solskjaer. Malah, bukan tak mungkin Ruud Van Nistelrooy ditunjuk sebagai pelatih tetap, jika kinerjanya oke.
Situasi ini menjadi buah kekacauan yang sudah ada sedekade terakhir, tepatnya sejak Sir Alex Ferguson pensiun. Terlepas dari sejarah dan nama besar klub di masa lalu, kekacauan yang ada saat ini pelan-pelan sudah menggiring mereka ke level medioker.
Jika tak ada perbaikan berarti, rasanya tak butuh waktu lama untuk melihat Manchester United benar-benar "nyaman" menjadi klub kelas medioker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H