Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia 2026, Sebuah Mimpi Tingkat Tinggi

16 Oktober 2024   11:39 Diperbarui: 16 Oktober 2024   11:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul di atas adalah satu kesimpulan yang muncul, seiring performa Timnas Indonesia di lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, pada jeda internasional FIFA bulan Oktober 2024. Seperti diketahui, Tim Garuda bermain imbang 2-2 di markas Bahrain, dan takluk 1-2 di kandang Tiongkok.

Terlepas dari kontroversi keputusan wasit saat menghadapi Bahrain, jujur saja, performa di lapangan (sejauh ini) menunjukkan, tim asuhan Shin Tae-yong masih belum terbiasa bersaing di level Asia.

Secara permainan, memang ada kemajuan demi kemajuan. Tidak ada lagi masalah stamina kedodoran, bahkan mulai bisa memegang kendali permainan. Padahal, level lawan yang dihadapi sudah kelas Asia, bukan Asia Tenggara.

Masalahnya, tim ini masih terlalu "lugu" dalam menghadapi strategi "nakal" tim lawan. Hasilnya, Jay Idzes dkk kecolongan di Bahrain, dan kerap kehilangan momentum di Negeri Panda.

Memang, mereka mampu mengimbangi fisikalitas pemain Arab Saudi dan Australia, tapi kelebihan ini masih akan diuji lagi saat bertemu Jepang.

Boleh dibilang, setelah tak lagi menemui masalah elementer seperti pola makan dan teknik mengoper bola, tingkat kesulitannya sudah naik level, karena sudah memaksa lawan bermain nakal.

Seharusnya, ini menjadi satu "kenaikan kelas" yang pantas dipuji, tapi sisi "lugu" yang masih cukup pekat, membuat Tim Merah Putih masih punya PR yang harus diselesaikan.

Disadari atau tidak, keluguan ini sudah membuat tim susah fokus saat harus fokus. Terbukti, saat seharusnya bisa fokus di Qingdao, Timnas Indonesia masih belum sepenuhnya bisa "move on" dari insiden yang terjadi di Bahrain.

Akibatnya, meski unggul secara permainan atas Tim Naga, wakil tunggal Asia Tenggara inj akhirnya tumbang 1-2, akibat kecolongan dua gol di babak pertama. Meski Thom Haye sempat mencetak gol di menit-menit akhir jelang waktu normal selesai, semua sudah terlambat.

Dengan level fokus seperti ini, Indonesia jelas belum cukup kuat, untuk bisa bersaing mengejar tiket lolos ke Piala Dunia 2026. Jangankan menang, belajar fokus dari laga ke laga (khususnya di partai  tandang) saja masih belum lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun