bola di level antarklub memang libur sejenak. Tapi, suasana panas-dingin masih cukup terasa di internal tim Manchester United.
Memasuki periode jeda internasional FIFA bulan Oktober 2024, sepakMaklum, meski sudah belanja pemain jor-joran, performa Setan Merah masih terbilang medioker. Meski hanya sekali kalah, 4 hasil imbang memberi catatan tanpa kemenangan di 5 pertandingan terakhir di berbagai kompetisi.
Berangkat dari performa minor ini, keraguan soal masa depan pelatih Erik Ten Hag pun kembali mengemuka. Meski masih selamat dari pemecatan, posisinya terlihat rawan, karena terus dievaluasi tiap 2-3 pertandingan.
Praktis, kalaupun ada alasan yang membuat eks pemain  Ajax  Amsterdam bisa bertahan, itu lebih karena MU enggan membayar kompensasi sebesar 17,5 juta pounds. Jadi, manajemen MU akan berusaha mengulur waktu, sambil mencari celah momentum yang pas untuk mendepak sang pelatih.
Sebenarnya, sejak sedekade terakhir, klub sudah mengeluarkan total dana kompensasi pemecatan pelatih sebesar 70 juta pounds, dengan Jose Mourinho (19,6 juta pounds) sebagai rekor termahal.
Dengan kondisi keuangan klub yang cukup kuat, sebenarnya ini tak akan jadi masalah, tapi, akibat performa tim yang naik-turun dan beberapa kali mentok di fase grup, bahkan absen di Liga Champions, kekuatan finansial itu makin tergerus.
Meski belakangan masih bisa belanja pemain secara jor-joran, The Red Devils mulai mengimbanginya dengan menjual pemain atau tidak memperpanjang kontrak pemain bergaji mahal.
Dengan semakin ketatnya aturan kesehatan finansial klub di Liga Inggris, mereka tak bisa lagi mendepak pelatih sesukanya. Apalagi, kebanyakan pelatih berpengalaman cenderung lebih suka bertugas sejak awal musim, bukan saat kompetisi sudah bergulir.
Karena itulah, manajemen Setan Merah sudah langsung menempatkan Ruud Van Nistelrooy (asisten pelatih) dalam posisi "standby". Jadi, ia bisa langsung bertugas sebagai pelatih interim andai Ten Hag dicopot.
Kebetulan, meski baru punya pengalaman semusim sebagai pelatih kepala di level senior, yakni saat membawa PSV Eindhoven juara Piala KNVB musim 2022-2023, eks pemain Timnas Belanda itu cukup paham kondisi internal klub, karena pernah menjadi ujung tombak tim, antara tahun 2001-2006.
Dengan kata lain, eks asisten pelatih Timnas Belanda ini berpotensi mengulang situasi saat klub mendatangkan Ole Gunnar Solskjaer, yang juga pernah menjadi pemain, walau berakhir kurang mengenakkan, dan (seperti pelatih United pasca-Ferguson lainnya) diwarnai posisi tak nyaman pada prosesnya.