Sepintas, langkah ini memang logis, karena menjadi persiapan untuk merekrut pelatih berpengalaman di musim panas. Manajemen klub yang dipimpin Sir Jim Ratcliffe juga diketahui sudah membidik Thomas Tuchel (Jerman) sebagai kandidat.
Masalahnya, siklus bongkar pasang yang sudah terjadi di Old Trafford justru memperlihatkan, seberapa kacau situasi internal tim. Kekacauan itu bahkan masih terlihat, sekalipun sudah "membajak" Â Omar Berrada (CEO) dari Manchester City, plus Dan Ashworth (Direktur Olahraga) dari Newcastle United.
Memang, ada ide filosofi permainan yang coba dibangun Erik Ten Hag, tapi United sudah lama lekat dengan permainan pragmatis.
Ada juga upaya mengorbitkan pemain muda dari akademi, dengan Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo sebagai contoh terbaru. Masalahnya, pemain seperti ini cenderung kurang konsisten setelah awal menjanjikan. Marcus Rashford dan Mason Greenwood menjadi kasus paling kelihatan di era terkini.
Pada era Sir Alex Ferguson, Manchester United juga punya program latihan keras dan disiplin tinggi, Â tapi itu hilang dalam sedekade terakhir. Sebenarnya, metode latihan keras dan disiplin pernah coba diterapkan Erik Ten Hag.
Tapi, performa inkonsisten klub yang belakangan cenderung medioker di Liga Inggris, malah membuat metode pelatih  asal Belanda itu terlihat seperti pencitraan.
Dengan situasi rumit dan problematik di Teater Impian, mendepak ETHRUU mungkin terlihat seperti satu solusi, tapi ini malah memperlihatkan, seberapa parah siklus kekacauan yang ada.
Jadi, tidak mengejutkan kalau pelatih tetap MU setelah David Moyes hanya bisa bersinar di tahun pertama. Selebihnya sangat kacau, dan itu masih terus berulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H