Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Drama ETH dan Siklus Repetitif Kekacauan MU

9 Oktober 2024   03:22 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:05 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erik Ten Hag dan Ruud Van Nistelrooy (Mirror.co.uk)

Sepintas, langkah ini memang logis, karena menjadi persiapan untuk merekrut pelatih berpengalaman di musim panas. Manajemen klub yang dipimpin Sir Jim Ratcliffe juga diketahui sudah membidik Thomas Tuchel (Jerman) sebagai kandidat.

Masalahnya, siklus bongkar pasang yang sudah terjadi di Old Trafford justru memperlihatkan, seberapa kacau situasi internal tim. Kekacauan itu bahkan masih terlihat, sekalipun sudah "membajak"  Omar Berrada (CEO) dari Manchester City, plus Dan Ashworth (Direktur Olahraga) dari Newcastle United.

Memang, ada ide filosofi permainan yang coba dibangun Erik Ten Hag, tapi United sudah lama lekat dengan permainan pragmatis.

Ada juga upaya mengorbitkan pemain muda dari akademi, dengan Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo sebagai contoh terbaru. Masalahnya, pemain seperti ini cenderung kurang konsisten setelah awal menjanjikan. Marcus Rashford dan Mason Greenwood menjadi kasus paling kelihatan di era terkini.

Pada era Sir Alex Ferguson, Manchester United juga punya program latihan keras dan disiplin tinggi,  tapi itu hilang dalam sedekade terakhir. Sebenarnya, metode latihan keras dan disiplin pernah coba diterapkan Erik Ten Hag.

Tapi, performa inkonsisten klub yang belakangan cenderung medioker di Liga Inggris, malah membuat metode pelatih  asal Belanda itu terlihat seperti pencitraan.

Dengan situasi rumit dan problematik di Teater Impian, mendepak ETHRUU mungkin terlihat seperti satu solusi, tapi ini malah memperlihatkan, seberapa parah siklus kekacauan yang ada.

Jadi, tidak mengejutkan kalau pelatih tetap MU setelah David Moyes hanya bisa bersinar di tahun pertama. Selebihnya sangat kacau, dan itu masih terus berulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun