Rasanya seperti ada konvoi, tapi waktu itu saya malah sempat mengira, ada tawuran atau semacamnya, karena semua bergerak mengikuti sebuah mobil berukuran cukup besar.
Waktu itu, saya dalam posisi naik ojek online, dan sudah sampai di titik tujuan, tepatnya di sebuah gereja di seputaran area Malioboro, yang kebetulan ikut dilewati mobil rombongan Speed.Â
Lucunya, saya baru sadar kalau sang Youtuber memang berkunjung ke Yogyakarta, setelah mendengar cerita dari beberapa teman, yang kebetulan sempat merekam di pintu masuk gereja.Â
Ternyata benar, El Kecepatan sore itu berkunjung ke Malioboro, Tapi, kami tidak mencari tahu lebih jauh, karena ibadah di gereja akan segera dimulai.Â
Setelahnya, kami "merekam" momen ini dalam satu anekdot: Mas Kecepatan, si Youtuber terkenal, Sabtu sore tadi "numpang lewat" di depan gereja.
Hanya dalam hitungan jam, berita kedatangan IShowSpeed ke Yogyakarta langsung bermunculan. Dari Malioboro ke Alun-Alun Selatan, lalu berakhir di Omah Kecebong, semuanya benar-benar dikupas tuntas.
Momen-momen saat Youtuber nyentrik ini minum jamu, makan bakpia, membatik, memakai pakaian tradisional, sampai mengucapkan kata "Monggo" (bahasa Jawa halus, berarti "silakan" dalam bahasa Indonesia) pun viral.
Jika fokus ke sini, ini sangat bagus untuk publisitas tentang potensi pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Kemenparekraf dan lembaga terkait juga akan mendapat "bahan konten" segar yang relevan untuk menarik minat wisatawan usia muda lintas negara.
Kebetulan, dalam salah satu akun Youtube-nya, Speed merangkum momen berwisata di Jogja dalam video berikut.Â
Rangkuman video di atas mungkin terasa menyenangkan, dan cocok untuk promosi pariwisata. Spot-spotnya pun bisa dibilang cukup familiar.
Masalahnya, kalau melihat dokumentasi video kunjungan "Mas Speed" di Jogja secara lebih utuh, ada bahaya laten yang sangat terlihat, yakni perilaku FOMO.