Memasuki musim 2024-2025, Liverpool menjadi satu tim yang terlihat unik. Disebut demikian, karena mereka menghadirkan gaya baru, tapi dengan materi pemain lama, karena belum meresmikan satupun pemain baru.
Seperti diketahui, gaya baru Liverpool datang, bersamaan dengan kedatangan Arne Slot di kursi pelatih. Di bawah arahan pelatih asal Belanda itu, The Kop memainkan umpan-umpan mengalir dengan kombinasi antara memanfaatkan ruang sempit dan celah kosong.
Dari sistem baru ini ini, nama Ryan Gravenberch muncul sebagai sosok kunci di lini tengah. Berkat partisipasi di masa pramusim (sekembalinya dari "tugas negara" di Euro 2024) pemain asal Belanda ini tampak fit dan klik di tim.
Terbukti, pemain nomor punggung 38 ini langsung bermain penuh saat Mohamed Salah dkk menang 2-0, di laga pekan pertama Liga Inggris melawan Ipswich Town. Situasi yang dalam dua tahun terakhir sulit didapat.
Seperti diketahui, setelah bersinar di Ajax Amsterdam, pemain kelahiran tahun 2002 ini kesulitan berkembang di tahun tunggalnya bersama Bayern Munich.Â
Tahun pertamanya di Liverpool pun cukup sulit, karena ia datang di hari terakhir bursa transfer musim panas 2023, dan tak sempat beradaptasi dengan sistem permainan tim.
Meski hanya absen sekitar 3 minggu karena cedera engkel, pemain jebolan akademi Ajax Amsterdam ini kesulitan untuk jadi starter reguler. Tidak seperti Wataru Endo yang musim lalu terlihat menonjol, karena bisa langsung cepat beradaptasi.
Tapi, setelah Juergen Klopp pergi, pemain berdarah Suriname ini mulai muncul lagi ke permukaan. Skema 4-2-3-1 ala Arne Slot telah mengembalikan Gravenberch ke posisi natural, yakni sebagai pemain nomor punggung 6 atau 8.
Keberadaannya di lini tengah Si Merah seolah menjadi jawaban sempurna, setelah upaya mendatangkan Martin Zubimendi (Spanyol) dari Real Sociedad gagal total.Â